Setelah makan siang kami hanya istirahat sekita 10 menit dan setelah itu kami kembali melanjutkan materi. disetiap materi diberika kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan pembicara. Karena nilai keaktifan ini akan menentukan kami lulus atau tidak sebagai anggota lisuma gunadarma. Ketika diberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari pembicara saya pun mencoba mengangkat tangan sok-sokan berani gitu padahal dalem hati takut dan keringat dingin, hehe. saya pun mencoba mengutarakan apa yang ada dipikiran saya dengan bahasa yang antah-berantah tapi gapapa lah lebih baik memulai lalu kalah dalam perang daripada menyerah sebelum berperang, asekk sok dewasa banget ya saya, hehe.
Karena keseringan nanya dan jawab pertanyaan dari pembicara dengan bahasa yang antah-berantah. Tiba-tiba banyak peserta lain yang menyuruh saya untuk masuk ke jurusan pshikologi. Ntah apa hubungannya saya gak tau tapi kata mereka saya pinter ngomong?? pinter ngomong kaya saya? gimana yang gak pinternya? ancur dong, haha. tapi saya menjawab pernyataan mereka dengan santai "saya tidak berminat sedikit pun jadi psikolog, saya lebih minat ke jurusan teknik karena saya punya cita-cita untuk menjadi direktur sebuah perusahaan industri yang besar" asekk. Teman saya yang menyarankan saya untuk menjadi psikolog tadi pun hanya mengiyakan alasan saya.
Pada hari kedua itupun kami hanya mendengarkan materi dari pagi hingga larut malam. sama seperti malam sebelumnya kami kembali tidur pukul stngh 4. Betapa lelahnya tubuh ini dari pagi hingga larut malam hanya mendengar materi saja. Rasa kesal dan tak nyaman pun belum bisa hilang juga dari pikiran saya. Ingin rasanya cepat-cepat pulang. Tapi ya mau di katakan apalagi hanya pasrah dan mengikuti acara hingga selesai yang bisa di lakukan.
Hari selanjutnya sama seperti hari sebelumnya. di mulai dengan mandi, kembali materi lagii. Namun di hari ketiga ini ada hal yang berbeda yaitu kami diajari bagaimana cara untuk melakukan sebuah aksi atau demo dama. kami pun diberikan waktu untuk berembuk untuk membagi tugas masing-masing. Saya kebetulan diberikan tugas sebagai negosiator bersama temen wanita saa. Saya dipilih sebagai negosiator karena alasan yang pertama tadi, mereka bilang saya pintar ngomong yang padahal antah-berantah tadi. Awalnya saya gak mau tapi temen-temen terus memaksa saya dan saya pun mau tak mau harus menerimanya sekaligus belajar menjadi seorang negosiator aksi, hehe. Pada demo itu kami menunut hak kami kembali. Karena kebetulan pada acara itu kami gak bisa ngapa-ngapain karena HP, jam, dompet, alat elektronik, semua di sita oleh panitia. Kami pun memulai simulasi demo kami. dan aksi berjalan dengan lancar meskipun tujuan kami tidak tercapai, hehe.
Dengan adanya simulasi demo tersebut kami merasa sedikit terhibur dan mulai sedikit menghilangkan rasa tak nyaman kami.
Hari terakhir kami berbeda dengan hari biasanya, kami awali kegiatan kami dengan senam pagi dan bermain game yang cukup menghibur. setelah senam kami pun dilanjutkan dengan outbond sebuah kegiatan yang sangat kami tunggu-tunggu. Pada kegiatan outbond ini saya kebetulan mengajukan diri sebagai ketua. sok berani ya gue? Soalnya saya kan bercita-cita jadi direktur yang akan memimpin subuah perusahaan, jadi saya harus mulai dari yang kecil dulu yaitu memimpin sebuah kelompok outbond, hehe. Pada kegiatan outbond tersebut saya di tuntut untuk menjadi pemimpin yang baik bagi kelompok saya untuk mencapai tujuan kami bersama. Setiap pos yang kami lalui memberikan pelajaran yang berharga bagi kami mulai dari bagaimana cara menjadi pemimpin, menyatukan ide, solidaritas, dan mengendalikan ego masing-masing
Setelah outbond kami pun mandi dan kembali mendengarkan materi lagi. Tak terasa sebentar semua materi pun selesai dan itu berarti acara sudah selesai dan kami semua pun akan berpisah. Di akhir acara ternyata ada pengumuman mengenai lolos tidaknya peserta dan peserta terbaik. Kami pun dipanggil satu-persatu. Hafiz lulus dengan nilai 80, Fauziah lulus dengan nilai 78. Saya pun menunggu nama saya di panggil. kok belum dipanggil-panggil juga ya? pikir saya. Akhirnya nama saya pun di panggil dan ketika di panggil saya disuruh maju kedepan. Teman saya juga ada yang sudah di panggil kedepan sebelum nama saya di panggil. Saya pun heran kenapa saya di panggil, apakah kita yang didepan ini gak lulus? karena tak seperti teman lainnya yang di panggil dan langsung dinyatakan lulus dengan nilai yang langsung disebutkan. Kami yang didepan ini belum dinyatakan lulus dan belum dikasih tau nilainya. Kebetulan yang di panggil kedepan 7 orang, dan satu persatu disebutkan nilainya dan dinyatakan lulus, kabar itu membuat saya lega. satu persatu teman saya duduk dan tinggal saya bersama teman saya wanita yang tinggal didepan. Perasaan saya tak karuan karena takut gak lolos di tambah dengan perkataan "maaf" dari panitia membuat perasaan semakin tak karuan. setelah jeda yang cukup membuat hati gugup panitia pun melanjutkan perkataannya "maaf Rizqi dan Shinta kalian lulus sebagai peserta terbaik dengan nilai 95". Mengetahui hal itu ketegangan saya pun menghilang dan diganti dengan rasa bahagia dengan tepuk tangan meriah sebagai tanda selamat bagi kami berdua.
Setelah pengumuman kelulusan kami pun bersiap-siap untuk bergegas pulang kembali kerumah masing-masing. Pada pukul 7 malam acara telah ditutup dan kami pun kembali ke rumah masing-masing.
Itulah sebuah acara yang mengajarkan banyak pelajaran-pelajaran baru yang awalnya gak saya ketahui. Meskipun awalnya terdapat rasa yang gak nyaman tapi seiring berjalannya waktu kami memahami maksud dari acara ini. Acara yang menjadi wadah menyambung silaturahmi antar mahasiswa yang berbeda jurusan. Acara yang membuat kami memahami mahasiswa yang sesungguhnya.
Karena keseringan nanya dan jawab pertanyaan dari pembicara dengan bahasa yang antah-berantah. Tiba-tiba banyak peserta lain yang menyuruh saya untuk masuk ke jurusan pshikologi. Ntah apa hubungannya saya gak tau tapi kata mereka saya pinter ngomong?? pinter ngomong kaya saya? gimana yang gak pinternya? ancur dong, haha. tapi saya menjawab pernyataan mereka dengan santai "saya tidak berminat sedikit pun jadi psikolog, saya lebih minat ke jurusan teknik karena saya punya cita-cita untuk menjadi direktur sebuah perusahaan industri yang besar" asekk. Teman saya yang menyarankan saya untuk menjadi psikolog tadi pun hanya mengiyakan alasan saya.
Pada hari kedua itupun kami hanya mendengarkan materi dari pagi hingga larut malam. sama seperti malam sebelumnya kami kembali tidur pukul stngh 4. Betapa lelahnya tubuh ini dari pagi hingga larut malam hanya mendengar materi saja. Rasa kesal dan tak nyaman pun belum bisa hilang juga dari pikiran saya. Ingin rasanya cepat-cepat pulang. Tapi ya mau di katakan apalagi hanya pasrah dan mengikuti acara hingga selesai yang bisa di lakukan.
Hari selanjutnya sama seperti hari sebelumnya. di mulai dengan mandi, kembali materi lagii. Namun di hari ketiga ini ada hal yang berbeda yaitu kami diajari bagaimana cara untuk melakukan sebuah aksi atau demo dama. kami pun diberikan waktu untuk berembuk untuk membagi tugas masing-masing. Saya kebetulan diberikan tugas sebagai negosiator bersama temen wanita saa. Saya dipilih sebagai negosiator karena alasan yang pertama tadi, mereka bilang saya pintar ngomong yang padahal antah-berantah tadi. Awalnya saya gak mau tapi temen-temen terus memaksa saya dan saya pun mau tak mau harus menerimanya sekaligus belajar menjadi seorang negosiator aksi, hehe. Pada demo itu kami menunut hak kami kembali. Karena kebetulan pada acara itu kami gak bisa ngapa-ngapain karena HP, jam, dompet, alat elektronik, semua di sita oleh panitia. Kami pun memulai simulasi demo kami. dan aksi berjalan dengan lancar meskipun tujuan kami tidak tercapai, hehe.
Dengan adanya simulasi demo tersebut kami merasa sedikit terhibur dan mulai sedikit menghilangkan rasa tak nyaman kami.
Hari terakhir kami berbeda dengan hari biasanya, kami awali kegiatan kami dengan senam pagi dan bermain game yang cukup menghibur. setelah senam kami pun dilanjutkan dengan outbond sebuah kegiatan yang sangat kami tunggu-tunggu. Pada kegiatan outbond ini saya kebetulan mengajukan diri sebagai ketua. sok berani ya gue? Soalnya saya kan bercita-cita jadi direktur yang akan memimpin subuah perusahaan, jadi saya harus mulai dari yang kecil dulu yaitu memimpin sebuah kelompok outbond, hehe. Pada kegiatan outbond tersebut saya di tuntut untuk menjadi pemimpin yang baik bagi kelompok saya untuk mencapai tujuan kami bersama. Setiap pos yang kami lalui memberikan pelajaran yang berharga bagi kami mulai dari bagaimana cara menjadi pemimpin, menyatukan ide, solidaritas, dan mengendalikan ego masing-masing
Setelah outbond kami pun mandi dan kembali mendengarkan materi lagi. Tak terasa sebentar semua materi pun selesai dan itu berarti acara sudah selesai dan kami semua pun akan berpisah. Di akhir acara ternyata ada pengumuman mengenai lolos tidaknya peserta dan peserta terbaik. Kami pun dipanggil satu-persatu. Hafiz lulus dengan nilai 80, Fauziah lulus dengan nilai 78. Saya pun menunggu nama saya di panggil. kok belum dipanggil-panggil juga ya? pikir saya. Akhirnya nama saya pun di panggil dan ketika di panggil saya disuruh maju kedepan. Teman saya juga ada yang sudah di panggil kedepan sebelum nama saya di panggil. Saya pun heran kenapa saya di panggil, apakah kita yang didepan ini gak lulus? karena tak seperti teman lainnya yang di panggil dan langsung dinyatakan lulus dengan nilai yang langsung disebutkan. Kami yang didepan ini belum dinyatakan lulus dan belum dikasih tau nilainya. Kebetulan yang di panggil kedepan 7 orang, dan satu persatu disebutkan nilainya dan dinyatakan lulus, kabar itu membuat saya lega. satu persatu teman saya duduk dan tinggal saya bersama teman saya wanita yang tinggal didepan. Perasaan saya tak karuan karena takut gak lolos di tambah dengan perkataan "maaf" dari panitia membuat perasaan semakin tak karuan. setelah jeda yang cukup membuat hati gugup panitia pun melanjutkan perkataannya "maaf Rizqi dan Shinta kalian lulus sebagai peserta terbaik dengan nilai 95". Mengetahui hal itu ketegangan saya pun menghilang dan diganti dengan rasa bahagia dengan tepuk tangan meriah sebagai tanda selamat bagi kami berdua.
Setelah pengumuman kelulusan kami pun bersiap-siap untuk bergegas pulang kembali kerumah masing-masing. Pada pukul 7 malam acara telah ditutup dan kami pun kembali ke rumah masing-masing.
Itulah sebuah acara yang mengajarkan banyak pelajaran-pelajaran baru yang awalnya gak saya ketahui. Meskipun awalnya terdapat rasa yang gak nyaman tapi seiring berjalannya waktu kami memahami maksud dari acara ini. Acara yang menjadi wadah menyambung silaturahmi antar mahasiswa yang berbeda jurusan. Acara yang membuat kami memahami mahasiswa yang sesungguhnya.
"Salam Lebih Dekat Lebih Peduli"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar