Selasa, 30 Desember 2014

Panitia Talk Show Pertama

14 Desember 2014. Itu adalah hari pertama aku menjadi seorang panitia sebuah acara talk show selama berada di bangku perkuliah. Acara ini mengangkat tema "say no to free sex and save our future", kami mengambil tema ini karna seperti yawalnya kami rencaang kita tau tanggal 1 Desember kemarin adalah hari HIV/AIDS Sedunia. Awalnya kami berencana untuk melaksanakan acara ini pada Tanggal 31 November kemarin. Namun berhubung keterkedala oleh tempat yang tidak ada jadi kami putuskan untuk mengundurnya menjadi tanggal 14 Desember.

     Pagi sebelum berangkat itu ku awali hari dengan secangkir kopi ditemani dengan temanku dan matahari yang indah berseri. Sambil menikmati kopi pikiran ku tertuju pada acara dimana saya menjadi bagian dari keberhasilan sebuah acara. Pada kesempatan kali ini saya menjadi seksi acara yang harus menyiapkan secara matang jalannya acara agar acara dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikit pun, karena jika tidak akan mengakibatkan acara pada hari ini berantakan. Jujur saya merasa ragu dengan keberhasilan acara ini, karena persiapan yang bisa saya bilang minim sekali. Ada beberapa hal yang membuat saya tak bersemangat melaksanakan kegiatan ini. Mulai dari biaya yang minim, koordinasi antar anggota yang agak kacau, karena ketika beberapa hari sebelu date line mereka tidak datang pada rapat. Selain itu kepastian acara yang kurang membuat koordinasi ke peserta menjadi kacau. Awalnya kami menargetkan acara ini kepada siswa SMA sekota Depok. Namun karena ketidak pastian acara yang akan di laksanakan kami bisa dibilang telat mengirimkan surat undangan kepada sekolah yang akan menjadi undangan pada acara tersebut. kami baru menyampaikan surat kepada Kepala sekolah 2 hari sebelum acara yaitu hari Jumat. Seperti yang kita ketahui untuk hari Jumat waktu sekolah sangat singkat sebelum Jumat siswa sudah pulang sekolah, dan besoknya hari Sabtu dimana sekolah diliburkan. Kami tidak tau apakah surat yang kami kirim sudah disampaikan kepada siswa atau belum. Jadi untuk mengantisipasi kami ubah target kami dari siswa SMA menjadi Mahasiswa Gunadarma. Kami pun mengumumkan itu satu hari sebelum acara, sehingga peserta yang daftar pun hanya sedikit. Berbeda dengan rencana awal kami pada tangggal 30 November kemarin, waktu itu peserta sangat antusias sekali bahkan mahasiswa dari Universitas lain seperti IPB pun ada yang mendaftar. Saat itu saja peserta sudah mencapai 130an lebih pendaftar. 

       Jam tanganku menunjukkan pukul 07.20 dan artinya saya harus segera berangkat karena registrasi peserta dimulai pukul 08.00. Setelah menghabisi kopi dan matahari pun semakin beranjak naik, saya pun segera berangkat diantar oleh temen SMA saya dari Bangka Belitung yang kuliah di Universitas Esa Unggul menginap dirumah saya. Iya pun menawarkan untuk pergi bersamanya karena kebetulah lokasi talk show tak jauh dari rumah pamannya. Saya pun tanpa pikir panjang menerima tawarannya. 

       Beberapa saat kemudian tibalah saya di lokasi talk show, dan teman saya pun pamit pulang untuk kembali ke rumah pamannya. Saya pun melangkah ke ruangan tempat talk show akan dilangsungkan. Setelah saya tiba di tempat ternyata saya disuruh membeli map dan memfoto kopi pre dan post tes untuk peserta. Saya pun segera bergegas mencari tempat foto kopian, namun sialnya karena hari itu hari minggu tak ada toko foto kopi yang buka. Saya sudah mencari kemana-mana namun tak ada foto kopi yang buka akhirnya saya berpikir kalau di dekat kampus D banyak toko foto kopian dan gak mungkin semuanya tutup, pasti ada salah satu yang buka. Meskipun jarak dari kampus D ke tempat talk show lumayan jauh saya harus tetap kesana, karena jika tidak acara tak akan berjalan dengan baik. Saya pun bergegas pergi mencari toko foto kopian dekat kampus D dan Alhamdulillah ada toko yang buka. Saya pun segera memfoto kopi dan kembali ketempat talk show dengan perasaan harap-harap cemas memikirkan peserta yang datang sudah banyak atau belum.

      Setibanya saya di tempat saya kaget ternyata peserta yang datang cuma sedikit saat itu tak mencapai 10 orang, dan sebentar lagi acara akan dimulai. Kami pun mengundurkan waktu acra dimulai sambil menunggu peserta yang lain datang. Dikit demi sedikit peserta berdatangan meskipun tak sesuai dengan expektasi kami. dari 100 orang kuota, yang datang tak lebih dari 50 orang. sehingga kami panitia juga harus duduk di kursi peserta agar lebih terlihat ramai dan tidak membuat pembicara kecewa. Acara pun dimulai dan alhamduilillah berjalan dengan baik hingga acara selesai.

     Dari acara itu banyak hal yang saya dan teman-teman lainnya dapat. Apa yang terjadi hari ini harus kami perbaiki lebih baik lagi kedepannya. Kesempatan kali ini kami jadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi kami jika akan mengadakan acara lagi. Pelajar bagi kami agar mempersiapkan sesuatu harus dengan matang sebelum melakukan sesutau.

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
      Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu tersebut terdiri dari berbagai latar belakang yang akan membentuk suatu kumpulan masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Hal tersebut mengakibatkan terbentuknya suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata. Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan pada ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Maka, terbentuknya suatu masyarakat dapat dikatakan dengan sekumpulan individu-individu tadi yang mempunyai gejala yang sama. Dengan hal ini didalam kelompok sosial ini pun akan terjadi pelapisan masyarakat. Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat dalam sistem sosial didalam hal perbedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pelapisan Sosial
1.1.1. Pengertian Pelapisan Sosial

Masyarakat terbentuk dari individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda sehingga membentuk suatu masyarakat yang heterogen yeng terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial ini maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat yang berstrata.
Istilah Stratifikasi atau Stratification berasala dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Social Stratification sering di terjemahkan dengan pelapisan masyarakat.

Pelapisan Sosial atau Stratifikasi Sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal ( bertingkat).

Menurut para ahli :

Pitrim A. Sorokin : " Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat ( hierarchis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

Lebih lengkap lagi dikemukakan oleh Theodorson dkk. di dalam Dictionary of Sociology : " Pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanen yang terdapat didalam sistem sosial ( dari kelompok kecil sampai ke masyarakat ) di dalam hal pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan.
P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:

  •  Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban
  •  Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa
  • Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
  •  Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum
  • Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri .Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum
 Pendapat tradisional tentang masyarakat primitif sebagai masyarakat yang komunistis yang tanpa hak milik pribadi dan perdagangan adalah tidak benar. Ekonomi primitive bukanlah ekonomi dari individu-individu yang terisolir produktif kolektif.


1.1.2. Terjadinya Pelapisan Sosial
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
• Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
• Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1. Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2. Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).

1.1.3. Perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat
Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang dan pelapisan sosial yang berbeda-beda. Pelapisan sosial merupakan pemilah-milah kelompok sosial berdasarkan status, strata dan kemampuan individu tersebut yang terjadisecara alami didalam masyarakat. Terjadinya pelapisa sosial berdasarkan adanya cara pandang masyarakat yang berbeda-beda dengan dilatarbelakangi oleh status sosial, strata sosial dan kemampuan ekonomi yang berbeda-beda. Adapun perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat.
1. Sistem pelapisan masyarakat tertutup diantaranya, Kasta Brahmana (pendeta), Kasta Ksatria (golongan bangsawan), Kasta Waisya (golongan pedagang), Kasta Sudra (golongan rakyat jelata) dan Kasta Paria (golongan orang yang tidak memiliki kasta).
2. Sistem pelapisan masyarakat terbuka. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk menempati jabatan, jika orang tersebut menpunyai kemampuan pada bidang tersebut.
Kesamaan derajat terjadi karena adanya perbedaan kemampuan yang terjadi dalam bermasyarakat. Oleh sebabitu munculah lapisan-lapisan yang dapat menyatukan hal yang awalnya berbeda kemudian menjadi satu, hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang 1945 tentang hak asasi manusia.
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

1.1.4. Teori Tentang Pelapisan Sosial
Beberapa teori tentang pelapisan sosial.
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas (upper class)
• Kelas bawah (lower class)
• Kelas menengah (middle class)
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :
1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2) Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3) Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4) Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5) Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan social, yaitu :
a. ukuran kekayaan
b. ukuran kekuasaan
c. ukuran kehormatan
d. ukuran ilmu pengetahuan
1.2. Kesamaan Derajat
1.2.1 Kesamaan Derajat
      Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat pada umumnya secara timbal balik, maksudnya seseorang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
         Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan, kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah, sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.
1.2.2. Pasal di dalam UUD45 tentang Persamaan Hak
UUD 1945 menjamin hak atas persamaan kedudukan, hak atas kepastian hukum yang adil, hak mendapat perlakuan yang sama di depan hukum dan hak atas kesempatan yang sama dalam suatu pemerintahan. Adapun pasal mengenao persamaan hal setiap warga negara adalah sebagai berikut:
a)      Pasal 27
Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan  penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b)      Pasal 28
Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
c)      Pasal 29 
Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.
d)      Pasal 31 
Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.
1.2.3. Pokok Hak Asasi dalam 4 Pasal yang Tercantum dalam Undang-undang
Empat pokok hak-hak asasi dalam pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut:
a) Poko Pertama terdapat pada Pasal 27 ayat 1 dan 2, yang bunyinya sebagai berikut
Pasal 27 ayat 1: “segala warga Negara bersamaan dengan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal ini tentang kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara didalam hukum dan di muka pemerintahan.
 Pasal 27 ayat 2: “hak setiap warga Negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
c) Pokok Kedua
 Pasal 28: ”kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pemikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh undang- undang.”
d) Pokok Ketiga
Pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan hak asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut: “Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
e) Pokok Keempat
 Pasal 31:
1)      “tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran” dan
2)      “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistim pengajaran nasional, yang diatur dengan UU.”
1.3.    ELITE DAN MASSA
1.3.1     Pengertian Elite
Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.

1.3.2.     Fungsi Elite Dalam Memegang Strategi
Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, yang memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan dasar-dasar kehidupan yang akan datang. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Golongan elite sebagai minoritas sering ditunjukkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
1)      Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
2)      Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
3)      Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
4)      Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.

1.3.3.     Pengertian Massa
Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
Massa  Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskop dan lain sebagainya (Lih, Gerungan1900).
Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain sehingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit.
1.3.4.     Ciri-Ciri Massa
Ciri-ciri massa adalah :
1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers.
2. Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
3. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya.
1.4 Pembagian Pendapatan
1.4.1. Komponen Pendapatan
  1. 1.      Produk Domestik Bruto (GDP)
Menurut N. Gregory Mankiw produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun dan GDP dalam artian lain adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

  • Pertumbuhan GDP, karena:
  1. Perubahan ketersediaan resources
  2. Peningkatan produktifitas efisiensi penggunaan resources ­
  • Pengukuran GDP
Berdasarkan sirkulasi kegiatan ekonomi, GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara, yaitu sebagai:
  1. Total nilai dari aliran produk akhir
  2. Total biaya atau penghasilan input yang digunakan untuk memproduksi output
Karena profit merupakan konsep residu, maka kedua cara tersebut menghasilkan total GDP yang sama.
  1. Produk Nasional Bruto (GNP)
Menurut Suherman Rosyidi, GNP (Gross National Product) atau PNB (Produk Nasional Bruto) didefinisikan sebagai nilai pasar untuk semua barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama satu tahun. Produk Nasional Bruto atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP  +  Produk Neto terhadap Luar Negeri
  1. 3.      Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP- Penyusutan
NNP = (GNP- Penyusutan) + Subsidi

  1. 4.      Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
NNI = NNP- Pajak Tidak Langsung
  1. 5.      Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
PI = ( NNI +Transfer Payment) – (iuran Jaminan Sosial+iuran Asuransi+Laba Ditahan+Pajak Perseorangan.
  1. 6.      Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI = PI – Pajak langsung
1.4.2. Perhitungan Pendapatan
Perhitungan Pendapatan Negara
Menurut Menurut Suherman Rosyidi, untuk menghitung nilai barang dan jasa yang diciptakan oleh suatu perekonomian tiga cara perhitungan dapat digunakan, yaitu:
  1. Cara pengeluaran
Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan jumlah pengeluaran ke atas barang dan jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut.
2.   Cara produksi atau cara produk neto
Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
3.     Cara pendapatan
Dalam perhitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.

Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
Rumus Pendekatan pendapatan :           Y = R + W + I + P
R    = rent       = sewa
W   = wage    = upah/gaji
I      = interest = bunga modal
P    = profit     = laba
2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
- Rumus Pendekatan produksi :    Y = Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +…..(PXQ)n
P = harga
Q = kuantitas
3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor ()
- Pendekatan Pengeluaran :         Y = C + I + G + (X-M)
C    = konsumsi masyarakat
I      = investasi
G    = pengeluaran pemerintah
X    = ekspor
M    = impor              
                
1.4.3. Distribusi Pendapatan 

Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya, jika distribusi pendapatan nasional tidak merata, maka perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai, hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.


Beberapa indikator distribusi pendapatan :
   
   Sudah merupakan suatu fakta umum dibanyak negara berkembang, terutama Negara-negara proses pembangunan ekonomi yang sangat pesat seperti indonesi, laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibarengi dengan tingkat kesenjangan ekonomi atau kemiskinan yang tinggi pula.
Sebagai dasar dari kerangka pemikiran untuk menganalisis masalah trade-off antara pertumbuhan dan kemiskinan atau kesenjangan ekonomi adalaha salah satu metode statik yang umum digunakan untuk mengetimasi sejauh mana pencapaian tingkat kemerataan dalam distribusi pendapatan atau pengurangan kesenjangan ekonomi dalam suatu proses pembangunan ekonomi adalah mengukur nilai koefesien atau rasio gini.

Selain koefesien gini, pengukuran pemerataan pendapatan juga sering dilakukan berdasarkan kriteria bank dunia : penduduk dikelompokan menjadi tiga kelompok; yaitu penduduk dengan pendapatan rendah yang merupan 40% dari jumlah penduduk, penduduk dengan berpendapatan menengah yang merupakan 40% dari jumlah penduduk, dan penduduk yang berpendapatan tinggi yang merupakan 20% dari jumlah penduduk. Selanjutnya ketidak merataan pendapatan disuatu ekonomi diukur berdasarkan pendapatan yang dinikmati oleh 40% penduduk dengan pendapatan rendah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. Derajat seseorang adalah merupakan hasil atau pencerminan dari kedudukannya dan kedudukan itu membawa konsekuensi kewajiban untuk berperan. Mengenai persamaan hak ini telah dicantumkan dalam pernyataan sedunia hak-hak asasi manusia tahun 1948 dalam pasal- pasalnya.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia berdasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM). Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya kesataraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam kehidupan negara yang demokratis.

Daftar Isi
http://21jumir.blogspot.com/2013/11/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html
http://lismei.wordpress.com/2012/12/07/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
http://vanillabluse.blogspot.com/2013/12/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html
https://abiand.wordpress.com/tugas/5-pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
http://saranghanda-yeongwonhi.blogspot.com/2012/11/makalah-pelapisan-sosial-dan-kesamaan.html
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
https://sofyanwsw.wordpress.com/2014/03/09/komponen-komponenpendapatannasional/
http://imasmayawatti.blogspot.com/2013/04/distribusi-pendapatan-nasional.html


PPB 10 Dua

       Setelah makan siang kami hanya istirahat sekita 10 menit dan setelah itu kami kembali melanjutkan materi. disetiap materi diberika kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan pembicara. Karena nilai keaktifan ini akan menentukan kami lulus atau tidak sebagai anggota lisuma gunadarma. Ketika diberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari pembicara saya pun mencoba mengangkat tangan sok-sokan berani gitu padahal dalem hati takut dan keringat dingin, hehe. saya pun mencoba mengutarakan apa yang ada dipikiran saya dengan bahasa yang antah-berantah tapi gapapa lah lebih baik memulai lalu kalah dalam perang daripada menyerah sebelum berperang, asekk sok dewasa banget ya saya, hehe.

       Karena keseringan nanya dan jawab pertanyaan dari pembicara dengan bahasa yang antah-berantah. Tiba-tiba banyak peserta lain yang menyuruh saya untuk masuk ke jurusan pshikologi. Ntah apa hubungannya saya gak tau tapi kata mereka saya pinter ngomong?? pinter ngomong kaya saya? gimana yang gak pinternya? ancur dong, haha. tapi saya menjawab pernyataan mereka dengan santai "saya tidak berminat sedikit pun jadi psikolog, saya lebih minat ke jurusan teknik karena saya punya cita-cita untuk menjadi direktur sebuah perusahaan industri yang besar" asekk. Teman saya yang menyarankan saya untuk menjadi psikolog tadi pun hanya mengiyakan alasan saya.

      Pada hari kedua itupun kami hanya mendengarkan materi dari pagi hingga larut malam. sama seperti malam sebelumnya kami kembali tidur pukul stngh 4. Betapa lelahnya tubuh ini dari pagi hingga larut malam hanya mendengar materi saja. Rasa kesal dan tak nyaman pun belum bisa hilang juga dari pikiran saya. Ingin rasanya cepat-cepat pulang. Tapi ya mau di katakan apalagi hanya pasrah dan mengikuti acara hingga selesai yang bisa di lakukan.

      Hari selanjutnya sama seperti hari sebelumnya. di mulai dengan mandi, kembali materi lagii. Namun di hari ketiga ini ada hal yang berbeda yaitu kami diajari bagaimana cara untuk melakukan sebuah aksi atau demo dama. kami pun diberikan waktu untuk berembuk untuk membagi tugas masing-masing. Saya kebetulan diberikan tugas sebagai negosiator bersama temen wanita saa. Saya dipilih sebagai negosiator karena alasan yang pertama tadi, mereka bilang saya pintar ngomong yang padahal antah-berantah tadi. Awalnya saya gak mau tapi temen-temen terus memaksa saya dan saya pun mau tak mau harus menerimanya sekaligus belajar menjadi seorang negosiator aksi, hehe. Pada demo itu kami menunut hak kami kembali. Karena kebetulan pada acara itu kami gak bisa ngapa-ngapain karena HP, jam, dompet, alat elektronik, semua di sita oleh panitia. Kami pun memulai simulasi demo kami. dan aksi berjalan dengan lancar meskipun tujuan kami tidak tercapai, hehe.
Dengan adanya simulasi demo tersebut kami merasa sedikit terhibur dan mulai sedikit menghilangkan rasa tak nyaman kami.

     Hari terakhir kami berbeda dengan hari biasanya, kami awali kegiatan kami dengan senam pagi dan bermain game yang cukup menghibur. setelah senam kami pun dilanjutkan dengan outbond sebuah kegiatan yang sangat kami tunggu-tunggu. Pada kegiatan outbond ini saya kebetulan mengajukan diri sebagai ketua. sok berani ya gue? Soalnya saya kan bercita-cita jadi direktur yang akan memimpin subuah perusahaan, jadi saya harus mulai dari yang kecil dulu yaitu memimpin sebuah kelompok outbond, hehe. Pada kegiatan outbond tersebut saya di tuntut untuk menjadi pemimpin yang baik bagi kelompok saya untuk mencapai tujuan kami bersama. Setiap pos yang kami lalui memberikan pelajaran yang berharga bagi kami mulai dari bagaimana cara menjadi pemimpin, menyatukan ide, solidaritas, dan mengendalikan ego masing-masing

    Setelah outbond kami pun mandi dan kembali mendengarkan materi lagi. Tak terasa sebentar semua materi pun selesai dan itu berarti acara sudah selesai dan kami semua pun akan berpisah. Di akhir acara ternyata ada pengumuman mengenai lolos tidaknya peserta dan peserta terbaik. Kami pun dipanggil satu-persatu. Hafiz lulus dengan nilai 80, Fauziah lulus dengan nilai 78. Saya pun menunggu nama saya di panggil. kok belum dipanggil-panggil juga ya? pikir saya. Akhirnya nama saya pun di panggil dan ketika di panggil saya disuruh maju kedepan. Teman saya juga ada yang sudah di panggil kedepan sebelum nama saya di panggil. Saya pun heran kenapa saya di panggil, apakah kita yang didepan ini gak lulus? karena tak seperti teman lainnya yang di panggil dan langsung dinyatakan lulus dengan nilai yang langsung disebutkan. Kami yang didepan ini belum dinyatakan lulus dan belum dikasih tau nilainya. Kebetulan yang di panggil kedepan 7 orang, dan satu persatu disebutkan nilainya dan dinyatakan lulus, kabar itu membuat saya lega. satu persatu teman saya duduk dan tinggal saya bersama teman saya wanita yang tinggal didepan. Perasaan saya tak karuan karena takut gak lolos di tambah dengan perkataan "maaf" dari panitia membuat perasaan semakin tak karuan. setelah jeda yang cukup membuat hati gugup panitia pun melanjutkan perkataannya "maaf Rizqi dan Shinta kalian lulus sebagai peserta terbaik dengan nilai 95". Mengetahui hal itu ketegangan saya pun menghilang dan diganti dengan rasa bahagia dengan tepuk tangan meriah sebagai tanda selamat bagi kami berdua.

      Setelah pengumuman kelulusan kami pun bersiap-siap untuk bergegas pulang kembali kerumah masing-masing. Pada pukul 7 malam acara telah ditutup dan kami pun kembali ke rumah masing-masing.

     Itulah sebuah acara yang mengajarkan banyak pelajaran-pelajaran baru yang awalnya gak saya ketahui. Meskipun awalnya terdapat rasa yang gak nyaman tapi seiring berjalannya waktu kami memahami maksud dari acara ini. Acara yang menjadi wadah menyambung silaturahmi antar mahasiswa yang berbeda jurusan. Acara yang membuat kami memahami mahasiswa yang sesungguhnya.

"Salam Lebih Dekat Lebih Peduli"