Selasa, 30 Desember 2014

Penduduk, masyarakat, dan Kebudayaan

 BAB I
PENDAHULUAN 


Latar Belakang

            Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan adalah  unsur-unsur yang memiliki keterkaintan satu sama lain. Penduduk menempati suatu daerah atau wilayah untuk waktu tertentu. Penduduk yang tinggal di suatu wilayah itu akan mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Seiring perkembangan pertumbuhan penduduk ini akan terbentuklah suatu masyarakat yang merupakan kumpulan dari suatu penduduk yang menempati suatu wilayah.

           Kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dalam proses kehidupan masyarakat di suatu wilayah akan menciptakan sebuah ciri khas bagi daerah tersebut. Ciri khas gaya hidup dari suatu masyarakat inilah yang disebut dengan suatu kebudayaan.

            Seiring berjalannya waktu dan globalisasi perkembangan gaya hidup pun semakin berkembangan. Teknologi yang semakin maju membuat pengaruh yang cukup besar pada kehidupan masyarakat. Hal ini membuat pola hidup masyarakat pun berubah dari yang tadinya tradisional menjadi pola hidup yang modern.

            Globalisasi membawa masyarakat merubah pola pikirnya sehingga menyebabkan mereka meninggalkan cara hidup mereka yang tertinggal. Namun disamping itu Globalisasi membuat kebudayaan masyarakat yang seharusnya menjadi identitas suatu daerah semakin luntur. Contonya pada zaman dahulu tingkat solidaritas masyarakat sangat tinggi, hal ini dibuktikan dengan adanya budaya gotong royong. Namun pada saat ini budaya gotong royong it pun hanya sedikit di lakukan oleh kalangan masyarakat di suatu daerah saja. Terutama di daerah perkotaan, budaya ini sudah jarang kita lihat bahkan ada yang sudah menghilang. Masyarakat lebih menyukai gaya hidup barat yang hedonis daripada mempertahankan identitas mereka. Anak-anak pun sekarang lebih menyukai  budaya luar daripada budaya sendiri. Oleh karena itu pada makalah kali ini saya akan membahas mengenai Keterkaitan antara penduduk, masyarakat, dan kebudayaan

BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pertumbuhan Penduduk
       A. Perkembangan Penduduk Dunia dengan Tabel

          Tabel diatas adalah tabel mengenai perkembangan penduduk dunia dari tahun 1830-2012.Dari tabel tersebut kita bisa lihat bahwa perkembangan penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat, Dari waktu ke waktu terjadi peningkatan jumlah penduduk dunia yang dengan jangka waktu setiap tahunnya yang semakin menuruh.

       B. Penggandaan penduduk menggunakan tabel
          
         Tabel di atas adalah tabel mengenai penggandaan penduduk. Dari tabel tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa penggandaan penduduk semakin waktu semakin meningkat. pada tahun 800 SM jumlah penduduk hanya 5 juta orang, namun pada tahun 1650 jumlah penduduk mencapai 500 juta. Semakin tahun tingkat penggandaan penduduk semakin meningkat dengan rentang tahun yang semakin dekat.

        C. Faktor-faktor Demografi
         Secara umum ada tiga faktor utama demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, di antaranya sebagai berikut:
1.      Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Berikun ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a.        Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
-          Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
-          Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau 14-44 tahun) pada tahun tertentu.
-          Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu.
-          Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b.      Pengukuran fertilitas komulatif adalah pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia suburnyaAdapun ukurannya adalah:
-          Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada priode waktu tertentu.
-          Gross reproduction rates adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa produksinya.
2.      Kematian (mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per- 1000 individu per-tahun, hingga rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per-tahun.
3.      Perpindahan (migrasi)
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dalam banyak kasus organisme bermigrasi untuk mencari sumber cadangan makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau kerana over populasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertalitas penduduk:
1.      Faktor demografi, antara lain adalah:
a.       Struktur umur
b.      Struktur perkawinan
c.       Umur kawin pertama
d.      Paritas
e.       Disrupsi perkawinan
f.       Proporsi yang kawin
2.      Faktor non demografi, antara lain adalah:
a.       Keadaan ekonomi penduduk
b.      Perbaikan status perempuan
c.       Tingkat pendidikan
d.      Urbanisasi dan industrialisasi.

D. Tingkat Kematian Kasar dan Kematian yang khusus
      Kematian Kasar
         Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 100 orang sehingga dapat di tuliskan rumus sebagai berikut:

      CDR= D/P x K
      Ket :
      CDR        = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D             = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P              = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K             = Bilangan konstan 1000

     Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx   = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx           = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px           = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K             = Bilangan konstan 1000

E. Angka Kelahiran
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
  1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
    Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x K
Ket  :
CBR        = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B             = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P             = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K             = Bilangan konstan 1000
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
  1. Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
    Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Ket :
ASFRx   = Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx           = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx         = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K             = Bilangan konstan 1000
X             = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
F. Pengertian Migrasi

Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.

G. Macam macam Migrasi
  1. Migrasi masuk (in migration), yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
  2. Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal
  3. Migrasi neto (net migration), yaitu merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
  4. Migrasi bruto (gross migration), yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
  5. Migrasi total (total migration), yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang
  6. Migrasi internasional (international migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
  7. Migrasi semasa hidup ((life time migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya
  8. Migrasi parsial (partial migration), yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan
  9. Arus migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu
  10. Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam didaerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota
  11. Transmigrasi (transmigration), yaitu pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan didalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang

H. Proses Migrasi 

1.   Dalam memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
2. Kurangnya kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
3.  Informasi yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
4.   Informasi yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
5.   Makin besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
6. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
7.   Seseorang akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
8.   Migrasi masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
9.   Orang yang berumur muda dan belum berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah berusia lanjut dan berstatus kawin
10.  Makin tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.

I. Akibat Imigrasi
  • Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
    Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
  • Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
    Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
  • Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
    Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
  • Pencemaran Lingkungan
    Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
J. Piramida Penduduk stasioner, tua, dan muda.
  • Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh Negara : India, Brazilia, Indonesia.
  • Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara : Swedia, Belanda, Skandinavia.
  • Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh Negara : Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
K. Pengertian Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

1.2. Kebudayaan dan Kepribadian
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
  • Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
  • Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1.  Mulai menetap dan membuat rumah
2.  Membentuk kelompok masyarakat desa
3.  Bertani
4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
B. Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
  • Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
  • Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
1.3 Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP

Daftar Isi
http://zainariffin.wordpress.com/2012/10/02/pertumbuhan-penduduk/
http://ivajung.blogspot.com/2014/10/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk.html
http://nadiaswahedi.blogspot.com/2012/10/perkembangan-penduduk-dunia.html
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk-dengan-tabel/
http://ohtugas.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-demografi-yang.html
https://febrinasrinatasa.wordpress.com/2012/10/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-penduduk/
https://nathaniaseptavy.wordpress.com/tag/perkembangan-dan-penggandaan-penduduk-dengan-tabel/


Senin, 29 Desember 2014

PPB 10 Satu

         Siang itu ketika kelas sedang kosong dan dipenuhi dengan gemuruh sura teman-temanku yang sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada yang lagi cerita bola, cerita tentang harga HP, ada yang nntn film, ada yang lagi bercanda-canda. Terdengar ketukan pintu dari luar "tok..tokk.tokk". Seorang kakak perempuan masuk kelas "permisi, ada dosen gak" kakak itu bertanya. Teman saya pun sontak menjawabnya dengan cepat "tidak" Temen-temen saya kalo liat cewek sedikit sudah mulai tingkah anehnya tpi wajar sih soalnya di kelas gak ada cewek sama sekali, hehe.

        "Assalammualaikum adik-adik kakak mau menyampaikan informasi untuk adik-adik, kami dari Lisuma Gunadarma. Lisuma gunadarma itu organisasi eksternal Gunadarma dan kami adalah organisasi yang memprioritaskan kegiatan sosial. Kami disini ingin memberitau kepada adik-adik bahwa kami akan mengadakan acara PPB 10", 
"PPB apaan kak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Partai Bulan Bintang" Celetuk teman saya, tau . 
"Bukan dik PPB itu singkatan dari Pengkaderan Pemimpin Bangsa, pokoknya acaranya seru loh ntar kalian nginep di Villa dapet makan sehari 3x, pokoknya seru deh. ada yang mau ikut gak disini?"

Setelah mendengar pernyataan kakak Lisuma tersebut tanpa pikir panjang aku memustuskan untuk ikut karena kan lumayan nyoba nginep di Villa sama dikasih makan gratis, tau sendiri lah mahasiswa klo yang gratis-gratisan kan semangat, hehe.

       Kamis malam tanggal 23 Oktober kami pun berangkat bersama dari kampus E Gunadarma. Dalam benak saya acara ini akan di penuhi dengan kenyaman dan fasilitas yang sangat memadai. Namun persepsi saya mulai sedikit berkurang setelah mengetahui bahwa kami akan berangkat menggunakan angkot. Pada awalnya saya mengira kami akan pergi ke villa menggunakan bus gunadarma tapi ternyata tidak, karena Lisuma Organisasi eksternal maka tidak bisa menggunakan fasilitas dari gunadarma. Setelah 1 jam perjalanan kami pun tiba di villa pemuda. saya pun langsung disuruh masuk ke kamar dan saya pikir villa itu punya banyak kamar jadi 1 kamar itu cuma buat 2-3 orang dan pake ranjang. namun estimasi saya di awal ternyata 360 derajat berbeda dengan kenyataannya. Kami tidur dalam satu kamar yang di dalamnya ada lebih dari 10 orang laki-laki. Dengan kamar yang begitu kecil kami harus tidur bersempit-sempitan dengan beralaskan karpet saja.

       Ketika sedang asyik-asyik ngobrol pukul stngh 2 kami disuruh kumpul di aula dan saya pun kaget. Saya pun berpikir mau ngapain di kumpul jam segini, orang lagi asyik-asyik istirahat juga. Ternyata kami dikumpulkan untuk acara pembukaan PPB 10. Dengan mata yang ngantuk kami menjalankan acara pembukaan terserubut. setelah pembukaan kami di sugukan sebuah materi tentang ideologi pancasila. Dengan mata yang tinggal 2 watt kami mendengar pembicara meskipun yang di omongin nyangkutnya cuma sedikit aja. Jam menunjukkan pukul setengah 4 dan kmi di persilakan untuk tdur, Kami pun tidur dengan keadaan sempit-sempitan dan kedinginan.

       Pagi harinya kami di bangunkan pukul 6 pagi dan disuruh siap-siap untuk mandi karena pukul 7 acara akan kembali di mulai. Kami hanya tidur 2,5 jam dan msih dengan keadaan capek kami mau tidak mau harus bangun. Pagi itu perasaan tidak nyaman dengan kondisi seperti itu pun terbesit. Rasanya ingin pulang saja kerumah. Namun rasa penasaran tentang tujuan acara ini msih ada lagian temen-temen juga blom ada yang pulang, jadi yasudahlah saya memutuskan untuk bertahan.

       Seusai mandi kami pun mendapatkan materi lagi. Setelah materi tiba saatnya untuk makan siang. Pada awalnya saya berpikir akan makaan sendiri-sendiri tapi ternyata 1 bungkus untuk 5-6 orang. Dari situ perasaan semakin tak nyaman dan ingin segera pulang. Tapi kembali mau pulang juga gak tau sama siapa dan temen-temen juga gak ada yang pulang meskipun kebanyakan mereka terpaksa untuk tetap bertahan.


Bersambung.......

Menyusuri Jalan 2

        Setelah turun dengan rasa malu ditertawai supir dan penumpang di angkot saya pun mengecek dompet apakah masih ada duit untuk naik angkot ke depok lagi. Pada saat saya membuka dompet yang bergambar klub sepak bola favorit saya yaitu Barcelona itu ternyata tak ada sepeser uangpun di dompet saya. "Tapi tenang kan masih ada ATM" dengan gaya santai saya menanggapi permasalahan tersebut. Saya pun membuka tempat dimana saya biasa menaruh kartu ATM saya dan saya pun terkejut dengan kenyataan yang harus saya terima bahwa kartu ATM saya tidak ada di tempat. Betapa malangnya nasi saya hari itu.  Mengetahui hal itu Saya pun berkeringat dingin karena saya memikirkan bagaimana cara saya pulang ke rumah yang jaraknya masih lumayan jauh tersebut tanpa ada uang sepeserpun. Dibawah sinar matahari yang terik dengan keringat membahasi baju, saya pun memikirkan terus bagaimana cara saya pulang.

        Setelah pusing memikirkan cara pulang, terlintas di pikiran untuk menelpon teman dan meminta bantuan pada mereka. Saya pun segeraa mengeluarkan HP di saku kanan saya, dan mau tauu apa yang terjadi??? ternyata HP saya sudah ngedrop, tapi untungnya saya membawa dua HP waktu itu. Saya pun kembali mengeluarkan HP dari saku belakang celana saya. dan kalian tau apa yang terjadi lagi??? dan ternyata HP yang satu lagi juga ngedrop. Begitu kesalnya saya setelah 2 HP yang saya bawa pada hari tak bisa menolong saya. Ingin rasanya membanting HP tapi setelah dipikir lagi sayang juga ya kalo di banting..hehe. Begitu lengkapnya penderitaan ku hari itu.

        Dengan keadaan yang kesal saya memutuskan untuk pulang kerumah dengan jalan kaki saja meskipun jaraknya lumayan jauh tapi saya harus lakukan itu karena tak punya jalan lain. Saya pun menyusuri jalan dengan ditemani motor dan mobil yang berlalu lalang, dan matahari yang terang benderang memancarkan cahaya dan panasnya yang menembus kulit.

        Ditengah perjalanan langkah saya terhenti melihat seorang pengamen naik ke angkot. Otak saya pun memunculkan sebuah ide yang lumayan cemerlah yaitu menjadi pengamen. Pengamen kan cuma nyanyi saja dan bisa naek angkot gratis. Saya pun berpikiran dengan saya mengamen paling tidak saya mendapatkan tumpangan gratis ke depan gang kapuk. Lagipula suara saya kan lumaya gak jelek-jelek amat, hehe. Tapi saya pun memikirkan dua kali ide saya itu karena saya kan baru pulang dari kampus yang pada saat itu sangat rapi dengan mengenakan kemeja, celana jeans, dan sepatu boot. Kalau saya ngamen apa sopir sama penumpangnya percaya? yang ada ntar sopirnya minta saya bayar. Setelah pikir panjang saya pun tidak jadi memutuskan untuk mengamen dan saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saya.

       Setelah 45 menit berlalu saya pun tiba dirumah dengan kaki yang pegal-pegal, muka kusam. badan bau keringat. Sesampai di rumah saya pun tak pikir panjang lagi saya langsung nempel di kasur untuk melepas penat setelah menjalani hari yang kurang menyenangkan itu. Meskipun Tidak menyenangkan tapi pengalaman adalah guru terbaik. Hari itu menjadi guru yang berharga bagi saya. Ia mengajarkan saya untuk lebih teliti lagi dalam melakukan sesuatu. Terutama ketika mempersiapkan uang untuk pegi dan pulang ngampus.

      

Sabtu, 27 Desember 2014

Proses Pembuatan Roda Gigi dari Kayu

Alat dan Bahan:
1.   Kayu/benda kerja, merupakan bahan utama pembuatan roda gigi.
2.   Mesin bubut, untuk melakukan proses pembubutan. 
3.   Mesin frais, untuk membuat gigi pada benda kerja.
4.   Mesin bor, untuk melakukan proses pengeboran pada benda kerja.
5.   Ragum berfungsi untuk memegang benda kerja saat di tap.
6.   Gergaji kayu, berfungsi untuk memotong kayu/ benda kerja.
7.   Penggaris, berfungsi untuk mengukur benda kerja.
8.   Jangka Sorong mengukur panjang dan diameter benda kerja.
9.   Besi As, berfungsi untuk menyanggak benda kerja pada saat di bubut dan di frais
10. Kikir, berfungsi untuk merapikan sela-sela gigi pada benda kerja
11. Kacamata, berfungsi untuk melindungi mata dari geram-geram hasil pemotongan 
12. Amplas, berfungsi untuk menghaluskan benda kerja.
13. Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari serpihan geram.
14. Kuas, membersihkan geram-geram hasil pemotongan yang jatuh pada bagian mesin.
15. Kunci Chuck, berfungsi untuk mengunci benda kerja pad cekam/chuck.
16. Kunci pas-ring 8mm dan 10mm, berfungsi untuk mengunci tool post/ rumah pahat.
17. Mesin bubut, berfungsi untuk melakukan proses pembubutan.
18. Pahat, berfungsi untuk memotong benda kerja. 
19. Mata bor diameter 10mm, berfungsi untuk membuat lubang pada benda  kerja.
20. Plat besitipis, berfungsi untuk menyenterkan pahat pada benda kerja apabila   pahat kurang tinggi.

Proses Kerja:

Siapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat roda gigi. Ukurlah benda kerja menggunakan penggaris dengan panjang 100 mm dan lebar 120 mm dan tandai menggunakan spidol. Potonglah kayu yang telah ditandai menggunakan gergaji kayu, usahakan potong habis kayu yang telah ditandai jangan patahkan menggunakan tangan karna akan mengakibatkan beda kerja yangtidak rapi. Setelah di potong tandai pusat benda kerja dan tandai menggunakan spidol hal ini berfungsi untuk mempermudah proses pengeboran.



Gambar  benda kerja setelah dipotong

Proses selanjutnya adalah proses pengeboran. Letakkan benda kerja yang telah dipotong dan ditandai pada ragum mesin bor dan kencangkan ragum. Arahkan mata bor pada pusat benda yang telah ditandai menggunakan spidol. Arahan mata bor menggunakan eretan dan pastikan ujung mata bor simetris dengan titik pusat bedna yang telah ditandai. Apabila telah simetris nyalakan mesin bor dan bor benda kerja hingga tembus. Lepaskan benda kerja dari ragum.

Gambar benda kerja setelah di bor

Setelah dibor pasang benda kerja pada as melalui lubang hasil mengeboran dan kencangkan menggunakan kunci pas. Letakkan as pada cekam dan kencangkan menggunakan kunci chuck dan pastikan as terpasangan rata dan tidak miring saat mesin dijalankan.

Pasang pahat pada rumah pahat dan posisikan pahat pada senter. Apabila pahat tidak senter tambahkan plat-plat besi tipis untuk meningkatkan ketinggian pahat. Pastikan pahat yang digunakan tajam.

Nyalakan mesin bubut dan bubut lurus bagian pinggir benda untuk mengurangi diameter benda kerja. Bubut menggunakan eretan atas agar hasilnya lebih teliti dan bubut hingga diameternya berukuran 60 mm. Untuk mengecilkan benda kerja agar pemakanan panjang benda kerja kita dapat memotong benda kerja menggunakan gergaji dengan ukuran panjang 43 mm. 3 mm digunakan untuk finishing agar kedua sisi benda kerja rapi sehingga panjang akhir benda kerja mencapai 40 mm.



Gambar Benda kerja setelah di bubut lurus

Setelah benda kerja berdiameter 60 mm dan panjang 40 mm lanjutkan ke proses pengefraisan untuk membuat gigi Hal yang pertama kita lakukan adalah mengitung poros cacing yang akan di pakai untuk membuat beberapa gigi pada praktikum gigi yang dibuat berjumalh 18 mm. Berikut merupakan cara perhitungan jumlah poros cacing:








Keterangan:
n   = putaran poros cacing
N = karakteristik kepala pembagi 
Z = jumlah alur atau gigi yang akan dibuat .
Dari perhitungan tersebut diperoleh putaran poros cacaingnya menggunakan kepala pembagi dengan jumlah 54 denga putaran poros cacing 2 kali ditambah 12 lubang.

Letakkan benda kerja pada as dan kencangkan menggunakan kunci pas. Kemudian letakkan as pada cekam mesin frais dan kencangkan cekam menggunakan mesin chuck. Atur ketinggian pisau pemotong hingga mencapain kedalaman 2.5 mm. Nyalakan mesin frais dan menjukan benda kerja menggunakan eretan hingga pisau memotong benda kerja dari depan sampai belakang. Setalah di potong bagian sampat belakang putar poroscacing sebanyak 2 kali ditambah 12 lubang. Lakukan berulang-ulang hingga terbentuk 18 gigi. Lepaskan benda kerja dari cekam dan as.
Proses terakhir adalah proses finishing yaitu dengan mengamplas dan mengkikir benda kerja agar lebih halus dan rapi.




Gambar Benda Kerja setelah di frais

Gambar 3D roda gigi

Beasiswa

Ini adalah cerita saya. Beberapa bulan yang lalu. Melalui cerita ini saya ingin berbagi pengalaman kepada para pembaca semua.

Nama saya Rizqi Hardiansyah saya lahir pada tanggal 29 September 1996, saya adalah seorang anak bungsu yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayah saya bernama Said Muhammad yang lahir pada tanggal 15 Juli 1950, beliau  bekerja sebagai wiraswasta dan Ibu saya bernama Sumiyati yang lahir pada tanggal 25 juni 1958 yang sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga. Saya memilki 5 orang kakak dengan 2 kakaklaki-laki dan 3 kakak perempuan. Mereka semua adalah orang-orang yang sangat penting dalam kehidupan saya. 

Sejak lama saya bercita-cita untuk menjadi seorang dokter dan tentunya orang sukses, karena bagi saya bekerja sebagai dokter merupakan salah satu pekerjaan yang sangat mulia. Dengan menjadi dokter kita bisa membantu orang yang sakit dan membuat keluarga orang yang sakit tersenyum dengan kesembuhan keluarganya. Namun pernyataan yang mengatakan bahwa “Hidup memang tak selamanya sejalan dengan apa yang kita ingin” memang benar. Saya merupakan orang yang tak suka menyusahkan orang tua jadi saya pun merubah keinginan saya untuk menjadi dokter karna saya berpikir untuk menjadi dokter membutuhkan biaya yang sangat besar dan tentunya akan menyusahkan orang tua saya. Oleh karna itu saya harus mencari solusi yang lain agar tetap bisa menjadi orang sukses namun dengan cara yang lain.

            Hal yang memotivasi saya untuk kuliah adalah keluarga saya terutama kedua orang tua saya. Menurutsaya seseorang dapat memutus rantai kondisi kehidupan keluarganya dengan bersekolah. Oleh karna itu saya berkeinginan untuk kuliah, tak lain dan tak bukan hanya untuk membuat orang tua saya bahagia dan bisa memberangkatkan mereka pergi haji karna itu merupakan impian utama saya serta membantu keluarga dan saudara saya yang mungkin masih ada yang jauh dari kecukupan.

          Sekarang saya duduk di kelas XII dan tentunya saya harus memikirkan harus kemana saya setelah lulus SMA. Pikiran saya mengenai harus kemana setelah kuliah pun akhirnya sedikit terjawab ketika UIB mendatangi sekolah saya dan mensosialisasikan mengenai beasiswa UIB. Di dalam benak saya timbul pertanyaan kenapa saya tidak mencoba saja mengikuti test tersebut selagi ada kesempatan yang bisa membuka jalan untuk menuju sebuah kesukses, meskipun ada perasaan ragu untuk bisa mendapatkan beasiswa tersebut karna saingan yang sangat banyak dan berat dari daerah lain. Namun, persaingan tersebut tidak menghalangi saya untuk mengikuti tes tersebut dan saya mengikuti beragam test mulai dari seleksi rapot hingga wawancara dengan membawa orang tua.

         Setelah Berbulan-bulan menunggu pengumuman penerima beasiswa tersebut akhirnya terjawab. Nama saya berada pada urutan 10 nama pertama pada daftar penerima beasiswa dan ternyata saya mendapatkan beasiswa unggulan. Saya sangat senang sekali dan segera  memberitahu keluarga saya bahwa saya mendapatkan beasiswa tersebut dan dengan mendapatkan beasiswa tersebut otomatis saya bisa meringankan beban kedua orang tua saya.

         Oleh karena itu jangan takut untuk mencoba dan jangan pernah menyia-nyiakan  kesempatan selagi ada dan ketika kesempatan itu telah di capai maka gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya agar kesempatan itu dapat dirubah menjadi sebuah  esuksesan. 

Jumat, 26 Desember 2014

Proses Pembuatan Silinder Logam Dua

         Dalam pembuatan silinder logam kedua ini alat dan bahan seperti pembuatan silinder logam pertama yang telah saya pos sebelumnya. Pada Artikel ini saya akan menjelaskan proses pembuatan silinder logam kedua yang merupakan pasangan silinde logam pertama yang sebelumnya telah saya jelaskan. Berikut ini merupakan proses pembuatan silinder logam kedua.

        Jepit logam silinder menggunakan ragum, dan ukur dengan panjang 35mm menggunakan jangka sorong. Lalu tandai menggunakan spidol. Potong bagian yang telah di tandai menggunakan gergaji besi, usahakan pemotongan lurus dan potong hingga habis, jangan di patahkan menggunakan tangan atau benda lainnya.


                                            Gambar benda kerja ke-2 setelah dipotong

Sehabis itu, jepit benda kerja di pencekam mesin bubut menggunakan kunci chuck. Lalu atur kembali derajat eretan atas dari 4o menjadi 0o . Lakukan pengecekan kerataan pengencangan supaya benda kerja tidak oleng saat ingin di bubut.

Nyalakan mesin bubut, singgung benda kerja sedikit demi sedikit. Potong bagian diameter benda  dengan bubut lurus hingga benda kerja memiliki ukuran 20 mm.Setelah diameter benda berukuran 20 mm lanjutkan memotong bagian muka untuk mengecilkan panjang benda kerja. Potong secara perlahan hingga panjang benda mencapai 30 mm. Saat membubut bagian muka pastikan sisi kiri dan kanan terpotong karena untuk merapikan hasil pemotongan menggunakan gergaji.  
Gambar setelah di bubut rata dan lurus

             Setelah benda berukuran panjang 30 mm dan diameter 20 mm ukur panjang benda menjadi 3 bagian, 15mm, 5mm, dan 10mm kemudian tandai menggunakan spidol. Nyalakan mesin bubut, dan lakukan proses bubut lurus. Untuk panjang 15 mm memiliki diameter 10 mm,  untuk panjang  5 mm memiliki diameter 15 mm, dan 10 mm memiliki diameter 20 mm.  Bubut lah benda kerja dari ukuran diameter terkecil ke besar hal ini berguna agar bagian diameter terbesar yang di letakkan pada cekam dapat lebih efektif untuk menahan benda yang memilik diameter yang kecil dan berat yang ringan. Kemudian amplas benda kerja agar lebih halus.

         Untuk membuat ulir pada benda kerja kedua sama seperti proses penguliran benda kerja pertama namun alat yang digunakan berbeda apabila pada benda kerja pertama menggunakan tap di benda kerja kedua menggunakan snai yang merupakan alat pembuat ulir luar. 


Gambar Hasil benda kerja ke-2 setelah di bubut dan snai

Gambar 3D benda kerja ke-2

Rabu, 24 Desember 2014

Proses Pembuatan Logam Silinder 1

                   Mesin bubut merupakan sebuah mesin perkakas yang memiliki prinsip kerja benda kerja yang berputar dan di singgung menggunakan alat potong berupa pahat yang bergerak memanjang dan melintang. Biasanya benda kerja yang dihasilkan berbentuk silinder.                        Berbagai pekerjaan dapat dilakukan menggunakan mesin bubut, diantaranya membuat ulir, menghaluskan permukaan, membuat tirus, dan membentuk benda silindris.
                   Pada artikel ini saya akan membahas mengenai proses pembuatan logam silinder pertama. Berikut ini merupakan proses pembuatan logam silinder 1.
.
Alat dan Bahan:
1.   Logam Silinder / benda kerja, merupakan bahan utama pembuatan logam  silinder.
2.   Ragum berfungsi untuk memegang benda kerja saat di tap.
3.   Gergaji Besi, berfungsi untuk memotong logam silinder.
4.   Jangka Sorong mengukur panjang dan diameter benda kerja.
5.   Kacamata, berfungsi untuk melindungi mata dari geram-geram hasil  pemotongan 
6.   Amplas, berfungsi untuk menghaluskan benda kerja.
7.   Sarung tangan, berfungsi untuk melindungi tangan dari serpihan geram.
8.   Kuas, membersihkan geram-geram hasil pemotongan yang jatuh pada bagian  mesin.
9.   Kunci Chuck, berfungsi untuk mengunci benda kerja pad cekam/chuck.
10. Kunci pas-ring 8mm dan 10mm, berfungsi untuk mengunci tool post/ rumah  pahat.
11. Mesin bubut, berfungsi untuk melakukan proses pembubutan.
12. Pahat, berfungsi untuk memotong benda kerja. 
13. Mata bor diameter 10mm, berfungsi untuk membuat lubang pada benda  kerja.
14. Kunci Tap, berfungsi untuk membuat ulir dalam pada benda kerja.
15. Kunci Snai, berfungsi untuk membuat ulir luar pada benda kerja.
16.Plat besitipis, berfungsi untuk menyenterkan pahat pada benda kerja apabila  pahat kurang tinggi.
17. Pelumas, berfungsi untuk mempermudah proses pengetapan.
18. Spidol, berfungsi untuk menandai bagian benda kerja yang akan di potong.

3.1.1 Pembuatan Benda ke-1
Dalam melakukan proses pembuatan logam silinder hal yang pertama dilakukan adalah  memeriksa dan mersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah semua alat dan bahan siap ukurlah  yang akan dijadikan sebagai benda kerja menggunakan jangka sorong dan tandai logam dengan panjang 95mm. Potong logam yang telah di tandai menggunaka gergaji besi


Gambar 3.1 benda kerja setelah dipotong
Pasang logam atau benda kerja yang telah dipotong pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan di senterkan. Pastikan benda kerja telah terpasang kuat dan tidak miring saat mesin di operasikanPasang pahat yang di gunakan untuk memotong benda kerja pada rumah pahat dan kencangkan menggunakan kunci kombinasi serta cek apakah pahat sudah center terhadap pusat benda kerja. Jikapahat kurangsenter tambahkan plat-plat besi tipis pada alas pahat hingga pahat  senter terhadap pusat benda kerja. Pastikan pahat yang digunakan tajam, karena jika tumpul dapat membuat benda kerja tidak rapi. 
Nyalakan mesin bubut, kemudian tentukan titik nol atau pusat benda kerja dengan  menyinggungkan pahat dengan benda kerja hingga benda kerja tergores. Bubut bagian muka dengan bubut muka untuk memotong atau memendekkan panjang benda kerja hingga panjang benda kerja mencapai 90 mm. Bubut sedikit demi sedikit bagian benda kerja untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Gunakan kacamata dan sarung tangan agar terlindung dari geram-geram hasil pemotongan.
Setelah panjang   benda kerja 90 mm. Bubut bagian diameter benda kerja dengan menggunakan bubut lurus untuk mengecilkan diameter benda kerja. Bubut sedikit demi sedikit hingga, diameter  benda kerja mencapai 20 mm. Jika  benda kerja telah memliki panjang 90 mm dan diameter 20 mm matikan mesin bubut.


 
Gambar benda kerja setelah di bubut rata dan lurus

Proses selanjutnya adalah proses penirusan. Untuk melakukan pembubutan tirus hal yang pertama dilakukan adalah menghitung sudut yang akan di gunakan sesuai dengan panjang dan benda kerja yang telah selasai bi bubut. Untuk mengitung sudut yang akan digunakan untuk membuat tirus adalah:




Dimana:
D = diamater besar
d  = diameter kecil
p  = panjang tirus
Perhitungannya adalah sebagai berikut

Sehingga diperoleh sudut yang di gunakan untuk menirus adalah 4º. Setelah di sudut ditemukan atur eretan dengan sudut 4º. Ukurlah benda kerja sepanjang 35 mm dan tandai hal ini berguna untuk menunjukkan panjang tirus yang di buat. Tentukan titik nol benda kerja dan nyalakan mesin bubut.
Bubut benda kerja sedikit demi sedikit dengan menggunakan eretan atas karena eretan atas lebih teliti daripada eretan bawah sehingga hasilnya pun lebih rapi. Bubut hingga diameter benda mencapai 15 mm dan panjang tirus yang terbentuk mencapai 35mm.

Gambar benda kerja setelah di tirus

Setelah proses penirusan selesai, proses selanjutnya yang akan dilakukan adalah proses  pengeboran. Lubang hasil pengeboran merupakan lubang yang akan di buat ulir nantinya.
Langkah pertama yang harus di lakukan adalah mengganti senter dengan mata bor dan kencangkan agar pada saat mata bor bertabrakan dengan benda kerja mata bor tidak lepas. Buatlah tanda pada mata bor pada bagian depan dengan panjang 15mm yang merupakan panjang lubang yangakan di buat. Tentukan titik nol mata bor pada benda kerja. Nyalakan mesin bubuut dan bor benda kerja hingga batas mata bor yang telah di tandai.
Selanjutnya adalah proses penguliran. Letakkan benda kerja yang telah di bor pada ragum dengan bagian yang berlubang menghadap keatas. Berikan alat pada benda kerja menggunakan kain agar pada saat di kencangkan benda kerja tidak rusak. Kencangkan ragum hingga ragum benar-benar tidak bergerak. 
Letakkan Tap di dalam lubang hasil pengeboran dan putar Tap secara perlahan dengan memutar 270º searah jarum jam dan mundurkan 90º berlawanan arah jarum jam. Lakukan berulang-ulang hingga ulir samapai pada batas lubang. Di sela-sela pemutaran berikan oli untuk mempermudah pemutaran serta pastikan pada saat pengetapan tap berada dalam posisi yang rata karena apabia tidak rata akan mengakibatkan ulir yang dihasilkan tidak rata juga. Proses finishing menggunakan amplas agar benda lebih rapi dan halus.


Gambar benda kerja setelah di bor dan di tap

Gambar 3D benda kerja ke-1