Minggu, 10 Mei 2015

Harapan dan Cita-cita

Pembalap!! Itulah kata yang dulu aku ucapkan ketika ditanya ingin jadi apakah aku suatu saat nanti. Itulah cita-cita yang ku tanamkan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Keinginanku itu muncul karena kesukaanku menonton pertandingan moto GP yang di dalamnya terdapat idolaku yaitu Valentino Rossi. Namun pada kenyataannya aku tidak pernah merealisasikan keinginanku itu. Biasalah anak SD hanya kesenangan biasa. Cita-cita yang masih berupa wujud kesenangan terhadap suatu hal.
            Ketika beranjak ke bangku SMP ternyata cita-citaku tak sama seperti apa yang aku cita-citakan ketika aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Kali ini aku ingin menjadi seorang dokter. Saat itu aku ingin menjadi dokter karena dengan menjadi dokter aku bisa menolong orang lain bahkan menyelamatkan nyawa orang lain. Selain itu aku juga berpikir ketika aku menolong orang lain maka aku akan membuat keluarga pasien dapat tersenyum lebar karena keluarganya yang sakit bias kembali sehat karena diriku. Menurutku kebahagiaan terindah adalah ketika bisa melihat orang lain mengembangkan senyum dipipinya karena aku. Tak hanya itu aku pun berpikir dengan menolong orang lain maka aku akan mendapatkan pahala yang akan menjadi tabungan untukku agar bisa berada di tempat terbaik dari semua tempat yaitu jannah atau surga. Orang tuaku pun juga sangat ingin melihat anak bungsunya ini menjadi dokter.
            Sejak SMP aku mulai berjuang untuk merealisasikan cita-citaku itu dengan memulainya dengan belajar sungguh-sungguh. Jujur ketika aku duduk dibangku SD aku bukan anak yang pintar tapi juga gak bodoh-bodoh banget lah. Tapi karena keinginanku mejadi dokter aku harus merubah pola pikirku, karena aku tau untuk menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Setelah tahun pertama duduk di bangku SMP usahaku pun tidak sia-sia aku bisa masuk 5 besar siswa terbaik di kelasku. Aku pun berusaha untuk tetap mempertahankan apa yang aku raih atau bahkan bias meningkatkannya. Namun pada prakteknya keinginkan kita tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Saat aku duduk di kelas 8 aku pun tak bisa mempertahankan apa yang telah aku raih saat duduk di kelas 7. Pengaruh lingkungan kelas membuat prestasiku menurun yang membuatku harus keluar dari zona top five dikelas. Namun hal itu aku jadikan pelajaran ketika aku duduk dikelas 9. Aku kembali berjuang untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan Alhamdulillah aku bisa mengembalikannya seperti saat aku duduk di kelas 7. Aku pun lulus dengan hasil yang cukup lumayan yang bisa membawa ku hampir bisa masuk di semua SMA di Pangkapinang. Namun setelah mempertimbangkan berbagai aspek aku pun memilih untuk masuk ke SMA Negeri 2 Pangkalpinag.
            SMADA Pangkalpinang kini menjadi almamater yang kusandang. Awal baru dari perjuangan yang sesungguhnya. Awal dari jembatan yang akan membawaku menuju kesuksesan. Disini aku menemukan sahabat-sahabat baru yang hebat. Sahabat yang tak hanya membawa kebahagian dan warna dalam hidupku tapi juga membantuku untuk mewujudkan cita-citaku. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang ”cerdas”. Di SMADA ini lah aku melewati proses pendewasaanku, baik pendewasaan sikap maupun pola pikirku.
Seiring berjalannya waktu akupun sadar bahwa untuk menjadi dokter membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan bercermin dari kenyataan yang ada bahwa keluargaku mungkin akan terlalu berat untuk membiayaiku menjadi seorang dokter. Aku pun mulai memudarkan sedikit demi sedikit keinginanku itu. Karena dari kecil aku memang sudah terbiasa tak ingin terlalu memberatkan kedua orang tua ku, terlebih lagi mereka pun sudah beranjak tua. Aku tak ingin mereka harus banting tulang yang luar biasa hanya untuk membuatku mewujudkan cita-citaku. Aku tak ingin membuat mereka sakit hanya karena diriku. Meskipun aku yakin bahwa orang tua manapun akan melakukan apapun agar bisa membuat anak yang ia cintai bahagia dan sukses. Namun aku sadar bahwa kesuksesan tak hanya berasal dari menjadi seorang dokter tapi masih banyak lagi jalan untuk membuatku menyandang kesuksesan di pundakku. Memang terkadang apa yang kita inginkan tak selalu sejalan dengan kenyataaan. Aku percaya bahwa Allah adalah zat yang Maha Mengetahui segalanya. Aku yakin bahwa Ia telah menyiapkan jalan lain untuk menggapai kesuksesanku. Aku mulai tak mengekang ingin jadi apa aku nantinya.
Ketika duduk di SMA ini pun aku mulai kembali merubah keingiinan atau cita-citaku. Ketika masa-masa ini aku sering mendapat banyak cerita dari guruku tentang kesuksesan sahabat-sahabatnya yang telah sukses yang sudah bekerja di luar negeri dan perusahaan besar baik di dalam maupun luar negeri. Dan mayoritas diantara mereka adalah seorang INSINYUR. Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang insinyur saja karena cerita-cerita guruku dan memang sejak duduk di bangku SMA aku sangat tertarik dan senang dengan setiap pelajaran yang berhubungan dengan IPA. Oleh karena itu sampai saat ini aku pun bertekad untuk menjadi seorang insinyur yang suatu saat nanti bisa bekerja di sebuah perusahaan minyak atau tambang terbesar didunia ini. Pada dasarnya aku ingin menjadi orang sukses karena aku ingin bisa membahagiakan orang tuaku, bisa membantu keluargaku, bahkan bisa membantu orang lain. Orang tuaa!! Ia merekalah yang membuatku termotivasi untuk menjadi orang yang sukses. Aku ingin membuat mereka tesenyum melihat anak bungsunya ini bisa sukses, bisa membuat mereka bahagia, mewujudkan semua yang mereka inginkan, dan yang paling penting adalah aku ingin membwa mereka bersamaku pergi ketempat paling indah di dunia ini, dan tempat yang menjadi idaman untuk semua muslim, yaitu Mekkah dan Madinah. Yaa aku ingin memberangkatkan mereka pergi haji, pergi ke Rumah Allah dengan menggunakan hasil jerih payaku sendiri. Mungkin semua orang tau bahwa kebaikan orang tua yang telah ia lakukan selama ini kepada kita tidak akan pernah bisa tergantikan dengan apapun. Tapi setidaknya aku ingin membahagiakan mereka dengan kesusksesanku agar bisa membalas setitik dari kebaikan yang selama ini telah mereka berikan padaku.
Hingga saat ini pun aku masih menapaki dunia engineering agar aku bisa mewujudkan keinginanku untuk bisa bekerja disebuah perusahaan industry yang besar. Perusahaan yang paling aku cita-citakan adalahperusahaan minyak dan tambang seperti Chevron, Free Port, Krakatau Steel, dll. Aku pun sedang berusaha untuk membangun jembatan yang akan akan menyebrangkan diriku menuju impian terakhirku ini. Dan jembatan itu sedang ku bangun di bangku perkuliahan ku saat ini.

Saat ini aku duduk di salah satu universitas swata terbaik dinegeri ini yaitu Universitas Gunadarma. Meskipun pada kenyataannya gelar yang menggambarkan kampus tercinta ini tak semuanya sesuai dengan harapan. Tapi aku hanya ingin melakukan yang terbaik saat ini untuk mendapatkan  hasil yang terbaik pula dimasa depanku nanti. Apapun masalah yang aku hadapi saat ini aku hanya ingin mengatasinya dengan  mengatasinya dengan cara terbaik pula. Aku mengambil jurusan teknik mesin atau mechanical engineering di UG. Aku menaruh harapan pada jurusanku, kampusku, dan yang paling penting adalah menaruh harapan pada diriku sendiri agar setelah lulus S1 nanti aku benar-benar bisa mewujudkan semua harapanku. Harapan merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Dengan harapan kita harus membuktikan, harapan hanya sekedar harapan tanpa adanya tindakan. Kesuksesan diraih dengan tindakan yang nyata bukan hanya angan-angan. Dan semoga aku bisa membutikan itu semua dengan menyandang kesuksesaan di pundakku di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar