Pembalap!! Itulah kata yang dulu aku ucapkan ketika
ditanya ingin jadi apakah aku suatu saat nanti. Itulah cita-cita yang ku
tanamkan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Keinginanku itu muncul
karena kesukaanku menonton pertandingan moto GP yang di dalamnya terdapat
idolaku yaitu Valentino Rossi. Namun pada kenyataannya aku tidak pernah
merealisasikan keinginanku itu. Biasalah anak SD hanya kesenangan biasa.
Cita-cita yang masih berupa wujud kesenangan terhadap suatu hal.
Ketika
beranjak ke bangku SMP ternyata cita-citaku tak sama seperti apa yang aku
cita-citakan ketika aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Kali ini aku ingin
menjadi seorang dokter. Saat itu aku ingin menjadi dokter karena dengan menjadi
dokter aku bisa menolong orang lain bahkan menyelamatkan nyawa orang lain.
Selain itu aku juga berpikir ketika aku menolong orang lain maka aku akan
membuat keluarga pasien dapat tersenyum lebar karena keluarganya yang sakit
bias kembali sehat karena diriku. Menurutku kebahagiaan terindah adalah ketika
bisa melihat orang lain mengembangkan senyum dipipinya karena aku. Tak hanya
itu aku pun berpikir dengan menolong orang lain maka aku akan mendapatkan
pahala yang akan menjadi tabungan untukku agar bisa berada di tempat terbaik
dari semua tempat yaitu jannah atau surga. Orang tuaku pun juga sangat ingin
melihat anak bungsunya ini menjadi dokter.
Sejak
SMP aku mulai berjuang untuk merealisasikan cita-citaku itu dengan memulainya
dengan belajar sungguh-sungguh. Jujur ketika aku duduk dibangku SD aku bukan
anak yang pintar tapi juga gak bodoh-bodoh banget lah. Tapi karena keinginanku
mejadi dokter aku harus merubah pola pikirku, karena aku tau untuk menjadi
dokter bukanlah hal yang mudah. Setelah tahun pertama duduk di bangku SMP
usahaku pun tidak sia-sia aku bisa masuk 5 besar siswa terbaik di kelasku. Aku
pun berusaha untuk tetap mempertahankan apa yang aku raih atau bahkan bias
meningkatkannya. Namun pada prakteknya keinginkan kita tak selalu berjalan
sesuai dengan apa yang kita inginkan. Saat aku duduk di kelas 8 aku pun tak
bisa mempertahankan apa yang telah aku raih saat duduk di kelas 7. Pengaruh
lingkungan kelas membuat prestasiku menurun yang membuatku harus keluar dari
zona top five dikelas. Namun hal itu aku jadikan pelajaran ketika aku duduk dikelas
9. Aku kembali berjuang untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan Alhamdulillah
aku bisa mengembalikannya seperti saat aku duduk di kelas 7. Aku pun lulus
dengan hasil yang cukup lumayan yang bisa membawa ku hampir bisa masuk di semua
SMA di Pangkapinang. Namun setelah mempertimbangkan berbagai aspek aku pun
memilih untuk masuk ke SMA Negeri 2 Pangkalpinag.
SMADA
Pangkalpinang kini menjadi almamater yang kusandang. Awal baru dari perjuangan
yang sesungguhnya. Awal dari jembatan yang akan membawaku menuju kesuksesan.
Disini aku menemukan sahabat-sahabat baru yang hebat. Sahabat yang tak hanya
membawa kebahagian dan warna dalam hidupku tapi juga membantuku untuk
mewujudkan cita-citaku. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang ”cerdas”. Di SMADA
ini lah aku melewati proses pendewasaanku, baik pendewasaan sikap maupun pola
pikirku.
Seiring berjalannya waktu akupun sadar bahwa untuk
menjadi dokter membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan bercermin dari
kenyataan yang ada bahwa keluargaku mungkin akan terlalu berat untuk
membiayaiku menjadi seorang dokter. Aku pun mulai memudarkan sedikit demi sedikit
keinginanku itu. Karena dari kecil aku memang sudah terbiasa tak ingin terlalu
memberatkan kedua orang tua ku, terlebih lagi mereka pun sudah beranjak tua.
Aku tak ingin mereka harus banting tulang yang luar biasa hanya untuk membuatku
mewujudkan cita-citaku. Aku tak ingin membuat mereka sakit hanya karena diriku.
Meskipun aku yakin bahwa orang tua manapun akan melakukan apapun agar bisa
membuat anak yang ia cintai bahagia dan sukses. Namun aku sadar bahwa
kesuksesan tak hanya berasal dari menjadi seorang dokter tapi masih banyak lagi
jalan untuk membuatku menyandang kesuksesan di pundakku. Memang terkadang apa
yang kita inginkan tak selalu sejalan dengan kenyataaan. Aku percaya bahwa
Allah adalah zat yang Maha Mengetahui segalanya. Aku yakin bahwa Ia telah
menyiapkan jalan lain untuk menggapai kesuksesanku. Aku mulai tak mengekang
ingin jadi apa aku nantinya.
Ketika duduk di SMA ini pun aku mulai kembali
merubah keingiinan atau cita-citaku. Ketika masa-masa ini aku sering mendapat
banyak cerita dari guruku tentang kesuksesan sahabat-sahabatnya yang telah
sukses yang sudah bekerja di luar negeri dan perusahaan besar baik di dalam
maupun luar negeri. Dan mayoritas diantara mereka adalah seorang INSINYUR. Aku pun
memutuskan untuk menjadi seorang insinyur saja karena cerita-cerita guruku dan
memang sejak duduk di bangku SMA aku sangat tertarik dan senang dengan setiap
pelajaran yang berhubungan dengan IPA. Oleh karena itu sampai saat ini aku pun
bertekad untuk menjadi seorang insinyur yang suatu saat nanti bisa bekerja di
sebuah perusahaan minyak atau tambang terbesar didunia ini. Pada dasarnya aku
ingin menjadi orang sukses karena aku ingin bisa membahagiakan orang tuaku,
bisa membantu keluargaku, bahkan bisa membantu orang lain. Orang tuaa!! Ia
merekalah yang membuatku termotivasi untuk menjadi orang yang sukses. Aku ingin
membuat mereka tesenyum melihat anak bungsunya ini bisa sukses, bisa membuat
mereka bahagia, mewujudkan semua yang mereka inginkan, dan yang paling penting
adalah aku ingin membwa mereka bersamaku pergi ketempat paling indah di dunia
ini, dan tempat yang menjadi idaman untuk semua muslim, yaitu Mekkah dan
Madinah. Yaa aku ingin memberangkatkan mereka pergi haji, pergi ke Rumah Allah
dengan menggunakan hasil jerih payaku sendiri. Mungkin semua orang tau bahwa
kebaikan orang tua yang telah ia lakukan selama ini kepada kita tidak akan
pernah bisa tergantikan dengan apapun. Tapi setidaknya aku ingin membahagiakan
mereka dengan kesusksesanku agar bisa membalas setitik dari kebaikan yang
selama ini telah mereka berikan padaku.
Hingga saat ini pun aku masih menapaki dunia
engineering agar aku bisa mewujudkan keinginanku untuk bisa bekerja disebuah
perusahaan industry yang besar. Perusahaan yang paling aku cita-citakan
adalahperusahaan minyak dan tambang seperti Chevron, Free Port, Krakatau Steel,
dll. Aku pun sedang berusaha untuk membangun jembatan yang akan akan
menyebrangkan diriku menuju impian terakhirku ini. Dan jembatan itu sedang ku
bangun di bangku perkuliahan ku saat ini.
Saat ini aku duduk di salah satu universitas swata
terbaik dinegeri ini yaitu Universitas Gunadarma. Meskipun pada kenyataannya gelar
yang menggambarkan kampus tercinta ini tak semuanya sesuai dengan harapan. Tapi
aku hanya ingin melakukan yang terbaik saat ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik pula dimasa depanku nanti.
Apapun masalah yang aku hadapi saat ini aku hanya ingin mengatasinya dengan mengatasinya dengan cara terbaik pula. Aku
mengambil jurusan teknik mesin atau mechanical engineering di UG. Aku menaruh
harapan pada jurusanku, kampusku, dan yang paling penting adalah menaruh
harapan pada diriku sendiri agar setelah lulus S1 nanti aku benar-benar bisa
mewujudkan semua harapanku. Harapan merupakan awal dari sebuah kesuksesan.
Dengan harapan kita harus membuktikan, harapan hanya sekedar harapan tanpa
adanya tindakan. Kesuksesan diraih dengan tindakan yang nyata bukan hanya
angan-angan. Dan semoga aku bisa membutikan itu semua dengan menyandang
kesuksesaan di pundakku di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar