Nganggung
Bangka
Belitung merupakan salah satu provinsi baru yang ada di Indonesia. Meskipun
provinsi baru Bangka Belitung sudah mampu menunjukkan tajinya di Indonesia hal
ini karena berbagai keindahan alam seperti pantai yang begitu indah, kekayaan alamnya
yang berupa timah pun sudah sampai terkenal didunia Internasional. Disamping
itu Bangka Belitung merupakan sebuah daerah yang adat-istiadatnya masih sangat
kental sekali. Salah satu adat-istiadat yang sampai saat ini masih dijalankan
oleh masyarakat Bangka Belitung adalah tradisi Nganggung. Pada dasarnya tradisi
ini dilakukan oleh masyarakat Bangka. Namun tradisi ini pun di lakukan hampir
disemua daerah di Bangka Belitung.
Nganggung
adalah sebuah tradisi dimana semua masyarakat berkumpul di sebuah masjid dengan
membawa makanan masing-masing dari rumah mereka yang dimana makanan tersebut
akan dimakan bersama di masjid. Makanan yang dibawa pun beraneka ragam mulai
dari nasi, ketupat, kue, buah, pempek, dll. Pada saat ngangung hampir semua
rumah memberikan makanan ke masjid-masjid yang terdekat dengan rumahnya.
Pada
saat membawa makanan berbagai cara dilakukan mulai dari menaruhnya pada kotak
makanan seperti nasi kotak, dengan rantang, dan yang paling terkenal adalah dengan
meggunakan dulang. Dulang merupakan sebuah nampan / piring khas Bangka Belitung
yang berukuran besar yang terbuat dari semacam seng. Untuk mentup dulang
digunakan tudung saji khas Bangka Belitung yang terbuat dari anyaman bambu dengan
corak warna yang khas pula. Inilah kenapa Bangka di sebut sebagai Negeri
Sepintu Sedulang. Makanan yang telah di taruh di dulang tersebut pun di bawa
dengan cara dipapah atau di Bangka Belitung disebut dengan di Anggung. Inilah
kenapa masyarakat Bangka Belitung menyebut tradisi ini dengan ngangung.
Nanggung
diadakaan pada saat momen-momen tertentu seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, 1
Muharram, Isra Mi’raj, dll. Sebelum acara nganggung dimulai biasanya akan ada
acara seperti ceramah dengan tema yang sesuai dengan momen, dan di lanjutkan
dengan berdoa.
Budaya
nganggung ini pun tidak ada batasan umur,
semua masyarakat berbondong-bondong untuk datang ke masjid menghadiri
acara tersebut mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun pada umumnya acara
nganggung ini hanya di peruntukkan untuk laki-laki saja dan wanita hanya
menunggu di rumahnya masing-masing.
Pada
saat prosesi nganggung orang-orang yang sudah dewasa dan oprang tua sajalah
yang diperbolehkan untuk memakan makanan yang ditaruh di dulang. Sedangkan
untuk anak-anak biasanya hanya diberikan besekan berupa nasi kotak. Tak jarang
anak-anak ini bertukar makanan karena makanan yang mereka dapat tidak sesuai
dengan apa yang mereka mau. Kera pada saat pembagian makanan, makanan dibagikan
secara acak.
Setelah
selesai nganggung rata-rata setiap orang membawa besekan makanan berupa nasi
kotak. Ada yang membawa makanannya pulang kerumah untuk dimakan bersama
keluarganya, ada pula yang langsung makan di tempat.
Itulah
salah satu adat-istiadat dari bumi serumpun sebalai yang saat ini masih terus
dilakukan. Pada dasarnya nganggung bermakna sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Allah, saran meningkatkan pengetahuan akan islam, meningkatkan ketakwaan kepada
Allah, peringkatan terhadap tauladan umat islam yaitu Nabi besar Muhammad SAW,
dan sebagai saran untuk mempererat silaturahmi antar masyarakat Bangka
Belitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar