Minggu, 10 Mei 2015

Harapan dan Cita-cita

Pembalap!! Itulah kata yang dulu aku ucapkan ketika ditanya ingin jadi apakah aku suatu saat nanti. Itulah cita-cita yang ku tanamkan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Keinginanku itu muncul karena kesukaanku menonton pertandingan moto GP yang di dalamnya terdapat idolaku yaitu Valentino Rossi. Namun pada kenyataannya aku tidak pernah merealisasikan keinginanku itu. Biasalah anak SD hanya kesenangan biasa. Cita-cita yang masih berupa wujud kesenangan terhadap suatu hal.
            Ketika beranjak ke bangku SMP ternyata cita-citaku tak sama seperti apa yang aku cita-citakan ketika aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Kali ini aku ingin menjadi seorang dokter. Saat itu aku ingin menjadi dokter karena dengan menjadi dokter aku bisa menolong orang lain bahkan menyelamatkan nyawa orang lain. Selain itu aku juga berpikir ketika aku menolong orang lain maka aku akan membuat keluarga pasien dapat tersenyum lebar karena keluarganya yang sakit bias kembali sehat karena diriku. Menurutku kebahagiaan terindah adalah ketika bisa melihat orang lain mengembangkan senyum dipipinya karena aku. Tak hanya itu aku pun berpikir dengan menolong orang lain maka aku akan mendapatkan pahala yang akan menjadi tabungan untukku agar bisa berada di tempat terbaik dari semua tempat yaitu jannah atau surga. Orang tuaku pun juga sangat ingin melihat anak bungsunya ini menjadi dokter.
            Sejak SMP aku mulai berjuang untuk merealisasikan cita-citaku itu dengan memulainya dengan belajar sungguh-sungguh. Jujur ketika aku duduk dibangku SD aku bukan anak yang pintar tapi juga gak bodoh-bodoh banget lah. Tapi karena keinginanku mejadi dokter aku harus merubah pola pikirku, karena aku tau untuk menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Setelah tahun pertama duduk di bangku SMP usahaku pun tidak sia-sia aku bisa masuk 5 besar siswa terbaik di kelasku. Aku pun berusaha untuk tetap mempertahankan apa yang aku raih atau bahkan bias meningkatkannya. Namun pada prakteknya keinginkan kita tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Saat aku duduk di kelas 8 aku pun tak bisa mempertahankan apa yang telah aku raih saat duduk di kelas 7. Pengaruh lingkungan kelas membuat prestasiku menurun yang membuatku harus keluar dari zona top five dikelas. Namun hal itu aku jadikan pelajaran ketika aku duduk dikelas 9. Aku kembali berjuang untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan Alhamdulillah aku bisa mengembalikannya seperti saat aku duduk di kelas 7. Aku pun lulus dengan hasil yang cukup lumayan yang bisa membawa ku hampir bisa masuk di semua SMA di Pangkapinang. Namun setelah mempertimbangkan berbagai aspek aku pun memilih untuk masuk ke SMA Negeri 2 Pangkalpinag.
            SMADA Pangkalpinang kini menjadi almamater yang kusandang. Awal baru dari perjuangan yang sesungguhnya. Awal dari jembatan yang akan membawaku menuju kesuksesan. Disini aku menemukan sahabat-sahabat baru yang hebat. Sahabat yang tak hanya membawa kebahagian dan warna dalam hidupku tapi juga membantuku untuk mewujudkan cita-citaku. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang ”cerdas”. Di SMADA ini lah aku melewati proses pendewasaanku, baik pendewasaan sikap maupun pola pikirku.
Seiring berjalannya waktu akupun sadar bahwa untuk menjadi dokter membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan bercermin dari kenyataan yang ada bahwa keluargaku mungkin akan terlalu berat untuk membiayaiku menjadi seorang dokter. Aku pun mulai memudarkan sedikit demi sedikit keinginanku itu. Karena dari kecil aku memang sudah terbiasa tak ingin terlalu memberatkan kedua orang tua ku, terlebih lagi mereka pun sudah beranjak tua. Aku tak ingin mereka harus banting tulang yang luar biasa hanya untuk membuatku mewujudkan cita-citaku. Aku tak ingin membuat mereka sakit hanya karena diriku. Meskipun aku yakin bahwa orang tua manapun akan melakukan apapun agar bisa membuat anak yang ia cintai bahagia dan sukses. Namun aku sadar bahwa kesuksesan tak hanya berasal dari menjadi seorang dokter tapi masih banyak lagi jalan untuk membuatku menyandang kesuksesan di pundakku. Memang terkadang apa yang kita inginkan tak selalu sejalan dengan kenyataaan. Aku percaya bahwa Allah adalah zat yang Maha Mengetahui segalanya. Aku yakin bahwa Ia telah menyiapkan jalan lain untuk menggapai kesuksesanku. Aku mulai tak mengekang ingin jadi apa aku nantinya.
Ketika duduk di SMA ini pun aku mulai kembali merubah keingiinan atau cita-citaku. Ketika masa-masa ini aku sering mendapat banyak cerita dari guruku tentang kesuksesan sahabat-sahabatnya yang telah sukses yang sudah bekerja di luar negeri dan perusahaan besar baik di dalam maupun luar negeri. Dan mayoritas diantara mereka adalah seorang INSINYUR. Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang insinyur saja karena cerita-cerita guruku dan memang sejak duduk di bangku SMA aku sangat tertarik dan senang dengan setiap pelajaran yang berhubungan dengan IPA. Oleh karena itu sampai saat ini aku pun bertekad untuk menjadi seorang insinyur yang suatu saat nanti bisa bekerja di sebuah perusahaan minyak atau tambang terbesar didunia ini. Pada dasarnya aku ingin menjadi orang sukses karena aku ingin bisa membahagiakan orang tuaku, bisa membantu keluargaku, bahkan bisa membantu orang lain. Orang tuaa!! Ia merekalah yang membuatku termotivasi untuk menjadi orang yang sukses. Aku ingin membuat mereka tesenyum melihat anak bungsunya ini bisa sukses, bisa membuat mereka bahagia, mewujudkan semua yang mereka inginkan, dan yang paling penting adalah aku ingin membwa mereka bersamaku pergi ketempat paling indah di dunia ini, dan tempat yang menjadi idaman untuk semua muslim, yaitu Mekkah dan Madinah. Yaa aku ingin memberangkatkan mereka pergi haji, pergi ke Rumah Allah dengan menggunakan hasil jerih payaku sendiri. Mungkin semua orang tau bahwa kebaikan orang tua yang telah ia lakukan selama ini kepada kita tidak akan pernah bisa tergantikan dengan apapun. Tapi setidaknya aku ingin membahagiakan mereka dengan kesusksesanku agar bisa membalas setitik dari kebaikan yang selama ini telah mereka berikan padaku.
Hingga saat ini pun aku masih menapaki dunia engineering agar aku bisa mewujudkan keinginanku untuk bisa bekerja disebuah perusahaan industry yang besar. Perusahaan yang paling aku cita-citakan adalahperusahaan minyak dan tambang seperti Chevron, Free Port, Krakatau Steel, dll. Aku pun sedang berusaha untuk membangun jembatan yang akan akan menyebrangkan diriku menuju impian terakhirku ini. Dan jembatan itu sedang ku bangun di bangku perkuliahan ku saat ini.

Saat ini aku duduk di salah satu universitas swata terbaik dinegeri ini yaitu Universitas Gunadarma. Meskipun pada kenyataannya gelar yang menggambarkan kampus tercinta ini tak semuanya sesuai dengan harapan. Tapi aku hanya ingin melakukan yang terbaik saat ini untuk mendapatkan  hasil yang terbaik pula dimasa depanku nanti. Apapun masalah yang aku hadapi saat ini aku hanya ingin mengatasinya dengan  mengatasinya dengan cara terbaik pula. Aku mengambil jurusan teknik mesin atau mechanical engineering di UG. Aku menaruh harapan pada jurusanku, kampusku, dan yang paling penting adalah menaruh harapan pada diriku sendiri agar setelah lulus S1 nanti aku benar-benar bisa mewujudkan semua harapanku. Harapan merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Dengan harapan kita harus membuktikan, harapan hanya sekedar harapan tanpa adanya tindakan. Kesuksesan diraih dengan tindakan yang nyata bukan hanya angan-angan. Dan semoga aku bisa membutikan itu semua dengan menyandang kesuksesaan di pundakku di masa yang akan datang.

Cerita Fiksi

Haii sobat kali ini saya pengen posting artikel yang berhubungan sama cerita fiksi ni, sekaligus bahas pesan-pesan yang tersirat disalah satu cerita fiksi yang diambil dari blog sebelah, hehe. Okee langsung aja yaa kita mulai. Ettt lupaa, sebelum ke ceritanya kita bahas dulu yaa apa itu cerita fiksi.
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai dengan pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi. Misalnya seorang perempuan yang membunuh seorang laki-laki yang memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas kasus menghilangkannya nyawa seseorang-menurut hukum dunia nyata ia harus tetap di hukum.
Nahhhh itu lah penjelasan tentang cerita fiksi. Kita langsung lanjut aja yaa ke ceritanya sekaligu kita kaji pesan-pesan apa saja yang terkandung dalam cerita fiksi yang berjudul “Nyamuk Penyelamat” di bawah ini.


NYAMUK PENYELAMAT
Pak Dirjo adalah seorang petani. Ia tinggal di sebuah rumah di lereng gunung. Ia tinggal seorang diri. Istrinya sudah lama meninggal dan ia tidak memiliki seorang anak. Tinggal sendirian membuat ia merasa kesepian. Karena itulah ia sering menggerutu dan selalu mengeluh.
Musim hujan membuat Pak Dirjo semakin sering menggerutu. Rumah tuanya sudah bocor di sana-sini. Sementara untuk memperbaikinya, ia tidak punya uang. Lagipula menurutnya percuma saja diperbaiki. Umurnya paling sudah tidak lama lagi. Siapa yang akan menempati rumahnya nanti bila ia mati. Demikian menurutnya. Selain itu hujan membuat rumahnya sering kebanjiran. Belum lagi banyak nyamuk. Pak Dirjo benar-benar merasa kesal.
Suatu malam, Pak Dirjo kembali menggerutu. Ia tidak bisa tidur karena banyak nyamuk di rumahnya. Ia merasa sangat terganggu dengan kehadiran nyamuk-nyamuk itu.
" Huh, mengapa Tuhan menciptakan binatang yang bisanya cuma mengganggu ini? Huh, bisa habis darahku dihisapnya. Dasar binatang pangganggu, " gerutu Pak Dirjo.
Pak Dirjo lalu mengeluarkan sepeda tuanya dan pergi ke warung untuk membeli obat pembasmi nyamuk. Letak warung itu agak jauh dari rumahnya. Makanya ia pergi dengan naik sepeda. Sepanjang perjalanan ia terus menggerutu.
Ketika Pak Dirjo kembali ke rumahnya, ia heran karena banyak tetangganya yang berkumpul di depan rumahnya sambil memanggil-manggil namanya.
" Ada apa ini?" tanya Pak Dirjo heran. Tetangganya menoleh dan serempak mereka mengucapkan syukur saat melihat kehadiran Pak Dirjo.
" Syukurlah, Pak. Bapak tidak apa-apa. Kami sangat cemas saat mendengar tebing dibelakang rumah Bapak longsor. Kami takut Bapak kenapa-napa," jawab Pak Ahmad, tetangga Pak Dirjo.
" Ha, longsor?" Pak Dirjo baru sadar jika sebagian rumahnya roboh terkena longsoran tebing. Ia lemas seketika karena rumahnya kini hancur. Namun ia merasa sangat bersyukur karena selamat dari bahaya.
" Untung aku tadi ke warung membeli obat pembasmi nyamuk. Kalau tidak, pasti aku sudah celaka, " gumamnya.
Tiba-tiba Pak Dirjo sadar, kalau kepergiannya ke warung tadi telah menyelamatkan dirinya dari malapetaka. Dengan kata lain, ia telah diselamatkan oleh nyamuk yang telah mengganggunya. Jika tadi ia tidak terganggu oleh gigitan nyamuk, pasti ia sudah tidur dan bisa jadi ia menjadi korban longsoran tebing yang menghancurkan rumahnya.
 " Oh, Tuhan. Ampunilah kesalahanku. Aku sudah menghina ciptaanMu. Bagaimanapun juga segala makhluk yang Kau ciptakan pasti memiliki manfaat. Dan nyamuk yang selama ini aku anggap sebagai binatang pengganggu dan tak bermanfaat justru telah menyelamatkan aku dari bahaya. Ampuni aku, Ya Tuhan," kata Pak Dirjo dalam hati.
" Pak, sebaiknya mulai sekarang Bapak tinggal di rumahku saja. Bapak kan tidak punya saudara. Lagipula aku juga tinggal sendiri," kata Ujang menawarkan bantuan. Pak Dirjo tersenyum.
" Terima kasih, Jang. Tapi apa aku tidak merepotkanmu?" Tanya Pak Dirjo ragu.
" Tidak, Pak. Aku malah senang kalau Bapak mau tinggal bersamaku. Aku kan sudah tidak punya orang tua. Jadi Bapak bisa sebagai pengganti ayahku. Bagaimana, Pak?" tawar Ujang.
" Baiklah, Jang. Aku akan tinggal bersamamu," kata Pak Dirjo kemudian.
Sejak saat itu, Pak Dirjo tinggal bersama Ujang. Dan ia kini tidak pernah lagi mengeluh apalagi menggerutu karena ia kini tidak kesepian lagi. Mereka pun hidup dengan tenteram dan bahagia. 


Inti dari cerita diatas adalah ada seorang laki-laki tua yang bernama Pak Dirjo. Ia hanya seorang petani miskin. Ia hidup sebatang kara dirumah gubuknya setelah istrinya meninggal. Pak Dirjo yang hanya hari demi hari karena kondisi rumahnya yang semakin hari semakin membuat dia tak nyaman untuk tinggal. Ada keinginan utuk memperbaiki rumahnya itu namun seperti biasa uang menjadi pemupus keinginannya untuk memperbaiki rumahnya itu.
Berbagai cobaan alam menerpa tempat berteduhnya itu mulai dari bocor dimana-mana, banjir, dan yang paling membuatnya jengkel adalah begitu banyaknya nyamuk yang menempati rumahnya. Karena nyamuk yang selalu menggagu tidurnya ia pun memutuskan untuk membeli pembasmi nyamuk.

Phobia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Pendahuluan
Hampir setiap orang memiliki rasa takut dalam dirinya. Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Pada dasarnya takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Tak jarang rasa takut sendiri menjadi momok yang sangat menakutkan bagi beberapa orang, bahkan ada yang menjadi penyakit. Hal ini karena rasa takut yang berlebihan tehadap sesuatu atau yang sering disebut dengan Phobia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.         Definisi Phobia
Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan.Istilah “Phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh ketakutan yang menetap dan sangat tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Phobia dan rasa takut biasa memiliki perbedaan yaitu pada phobia, hal yang ditakuti sebenarnya tidak menakutkan untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Phobia juga bisa terjadi karena sesuatu yang tidak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, Phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber phobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi.
Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek phobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, pola respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita phobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Phobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
1.2.         Macam-macam Phobia
Menurut parah alhi phobia digolongkan menjadi tiga macam yaitu agroaphobia, phobia social, dan phobia spesifik.
1.      Agroaphobia
Phobia yang muncul ketika berada di tempat yang ramai dan penuh orang. Umumnya orang yang menderita phobia semacam ini akan berusaha mencari jalan keluar dari keramaian dan mencari tempat yang sepi.
2.      Phobia sosial 
Phobia Sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, phobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).
3.      Phobia Spesifik
Phobia spesifik ditPenderitai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada phobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi. Ada banyak macam phobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan phobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita phobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi dari phobia spesifik.
a.          Claustrophobia (Phobia Berada Di Ruang yang Sempit)
Phobia ini muncul saat seseorang berada di ruang sempit seperti di dalam lift, toilet pesawat, kamar mandi yang ukurannya kecil, atau tempat sempit lainnya. Saat merasakan ketakutan, mereka cenderung akan gugup, berkeringat, dan kehabisan nafas.
Dianjurkan apabila ada orang yang menderita claustrophobia, maka ia diberikan tempat duduk di dekat jendela atau lebih baik memilih naik eskalator atau memakai tangga.
b.      Zoophobia (Phobia Akan Hewan Tertentu)
Zoophobia adalah rasa takut akan hewan tertentu di mana saat mendengar, atau melihat saja sudah membuat seseorang sangat ketakutan. Nah, phobia ini memiliki beberapa sebutan tergantung pada jenis hewan yang ditakuti, seperti: arachnophobia - ketakutan pada laba-laba; ophidiophobia - ketakutan pada ular; ornithophobia - ketakutan pada burung; apiphobia - ketakutan pada lebah.


c.          Brontophobia (Phobia Akan Halilintar/Petir)
Nama brontophobia diambil dari bahasa Yunani, bronte yang berarti petir. Mereka yang mengalami phobia ini biasanya menolak keluar saat sedang hujan dan ada petir. Mereka kerap bersembunyi di balik pintu sambil menutup kepala dengan tangan atau bantal.
d.          Acrophobia (Phobia Ketinggian)
Mereka yang mengalami phobia ini sangat takut bila berada di ketinggian. Biasanya wajah mereka akan sangat tegang, mengeluarkan keringat dingin, wajah akan menjadi pucat dan bahkan mematung.
e.          Aerophobia (Phobia Terbang)
Mereka yang mengalami aerophobia biasanya takut jika harus naik pesawat terbang. Umumnya phobia ini muncul setelah ia mengalami trauma, entah kecelakaan yang dialami diri sendiri atau orang terdekat, atau mengalami turbulensi. Umumnya mereka akan merasa sangat panik dan terbayang-bayang akan ada hal buruk yang terjadi. Mereka juga ingin buru-buru keluar dari pesawat.
f.          Phobia Rasa Sakit
Ada dua jenis phobia yang dialami dan diakibatkan karena ketakutan akan rasa sakit. Yang pertama adalah hemophobia, phobia saat melihat darah. Yang kedua adalah trypanophobia, yaitu phobia akan jarum suntik. Umumnya, kondisi mereka akan drop dan bisa pingsan saat ketakutan.
g.         Phobia Paranormal
Phobia ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal yang berhubungan dengan dunia paranormal.
Triskaidekaphobia, yaitu phobia yang berhubungan dengan semua hal dengan angka 13. Konon, angka ini merupakan angka sial, sehingga mereka yang mengalami phobia ini akan berusaha menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan angka sial.

Chiroptophobia, yaitu ketakutan akan kelelawar karena menganggap bahwa hewan tersebut adalah jelmaan vampir. Phasmophobia, yaitu rasa takut yang timbul akan bayangan hantu di dalam benaknya.
h.         Emetophobia (Phobia Akan Rasa Mual Dan Muntah)
Biasanya, apabila melihat orang lain mual atau muntah, maka akan timbul rasa ingin muntah juga. Hal ini dipengaruhi oleh pikiran, di mana seringkali yang tertangkap oleh mata langsung diproses ke pikiran dan mempengaruhi respon yang terjadi. Tak heran apabila kemudian timbul perasaan ingin muntah atau mual.
i.           Carcinophobia (Phobia Akan Kanker)
Carcinophobia atau cancerophobia adalah rasa takut yang teramat sangat akan kanker. Umumnya orang ini trauma dan merasa takut berlebihan serta menganggap bahwa semua sakit yang ia rasakan adalah kanker. Orang tersebut juga menjadi sangat sensitif terhadap apa yang dirasakan pada tubuhnya.
j.           Neophobia (Phobia Akan Semua Hal Baru) 
Neophobia biasanya muncul saat melihat barang-barang baru. Mereka cenderung menolak barang baru dan lebih mencintai barang lama mereka.
1.3.          Phobia Ketinggian (Acrophobia)
Salah satu phobia yang dialami oleh manusia adalah, phobia akan ketinggian atau yang biasa disebut Acrophobia. Phobia ketinggian adalah salah satu phobia yang lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sekitar 3-5% populasi umum di dunia menderita phobia ini. Dengan perempuan 2 kali lipat lebih banyak menderita phobia ini dibanding pria. Phobia ketinggian (Acrophobia) berasal dari kata Yunani yaitu Akron yang artinya puncak dan phobos yang artinya takut. Sehingga dapat diartikan sebagai ketakutan irasional yang ekstrim terhadap ketinggian.

Jumat, 01 Mei 2015

Adat-Istiadat di Suatu Daerah

Nganggung

            Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi baru yang ada di Indonesia. Meskipun provinsi baru Bangka Belitung sudah mampu menunjukkan tajinya di Indonesia hal ini karena berbagai keindahan alam seperti pantai yang begitu indah, kekayaan alamnya yang berupa timah pun sudah sampai terkenal didunia Internasional. Disamping itu Bangka Belitung merupakan sebuah daerah yang adat-istiadatnya masih sangat kental sekali. Salah satu adat-istiadat yang sampai saat ini masih dijalankan oleh masyarakat Bangka Belitung adalah tradisi Nganggung. Pada dasarnya tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Bangka. Namun tradisi ini pun di lakukan hampir disemua daerah di Bangka Belitung.
Nganggung adalah sebuah tradisi dimana semua masyarakat berkumpul di sebuah masjid dengan membawa makanan masing-masing dari rumah mereka yang dimana makanan tersebut akan dimakan bersama di masjid. Makanan yang dibawa pun beraneka ragam mulai dari nasi, ketupat, kue, buah, pempek, dll. Pada saat ngangung hampir semua rumah memberikan makanan ke masjid-masjid yang terdekat dengan rumahnya.

Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan dalam kehidupan bernegara bukanlah sebuah hal yang asing lagi. Budaya bahkan menjadi identitas dari sekelompok orang atau bahkan sebuah Negara. Kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, yang dimana dengan kebudayaannya tak jarang membuat sekelompok orang atau sebuah negara mampu menunjukkan eksistensinya di kancah dunia.
            Kebudayaan bukanlah hanya tentang adat istiadat semata tapi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Mungkin banyak orang yang berpikir kebudayaan hanya tentang adat istiadat, namun pada dasarnya tidak seperti itu. Kebudayaan mencakup beberapa komponen diantaranya kesenian, pakaian, bahasan, teknologi, dll.
            Kebudayaan sendiri memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat sebuah Negara atau bahkan dapat memengaruhi masyarakat di luar negaranya sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
1.            Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaianbangunan, dan karyaseniBahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian kebudayaan menurut Para Ahli
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.            Klasifikasi Budaya
Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya:
§  Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan
§  Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
§  Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).

2.1. Kebudayaan berdasarkan wujudnya
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu:
§  Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
§  Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
§  Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

2.1.1 Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
§  Kebudayaan material
Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
§  Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Kebudayaan secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Kebudayaan Daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain.
Dari pola kegiatan ekonomi kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam yaitu:
§  Kebudayaan Pemburu dan Peramu
Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ini pada masa sekarang hampir tidak ada. Kelompok ini sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil saja.
§  Kebudayaan Peternak
Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di daerah padang rumput.
§  Kebudayaan Peladang
Kelompok kebudayaan peladang ini hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yang ditebang. Setelah bersih lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua atua tiga kali ditanami, kemudian ditinggalkan untuk membuka ladang baru di daerah lain.
§  Kebudayaan Nelayan
Kelompok kebudayaan nelayan ini hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kebudayaan nelayan ditandai kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan cara-cara berlayar di laut, pembagian kerja nelayan laut.
§  Kebudayaan Petani Pedesaan
Kelompok kebudayaan petani pedesaan ini menduduki bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan.

b. Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di Negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”

3.            Karakteristik Budaya
A.        Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Meskipun bahasa tubuh mungkin universal, perwujudannya berbeda secara lokal.
Contoh :
- Dalam bahasa Jawa kata Jangan berarti sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti tidak boleh.
B.        Pakaian dan Penampilan
Pakaian, dandanan (aksesoris/perhiasan), penampilan luar, cenderung berbeda secara kultural. Misalnya kebaya dan batik Jawa (Indonesia), kimono Jepang, payung Inggris, sarung Polynesia.
C.        Makanan dan Kebiasaan Makan
Cara memilih, menyiapkan, menyaikan, dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Misalnya :
- Orang cina makan menggunakan sumpit, sedangkan negara lain pada umumnya menggunakan sendok.
D.        Waktu dan Kesadaran akan Waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu.
Contoh :
- Di sebuah perusahaan jika mengadakan rapat maka para staf (bawahan) diharapkan hadir tepat waktu, tetapi atasan datang terakhir. Hal tersebut terjadi terus menerus secara kontinu sehingga menjadi sebuah kebiasaan (budaya).
E.         Penghargaan dan Pengakuan
Suatu area tertentu mempunyai cara tersendiri dalam memberi penghargaan dan pengakuan.
Contoh :

 - Salah satu suku di Tibet, cara mereka memberi penghargaan terhadap orang lain dengan menjulurkan lidahnya yang artinya mereka memberikan rasa hormat terhadap orang tersebut.
F.         Hubungan
Budaya juga mengatur hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan.
Contoh :
- Dalam budaya indonesia, hubungan orang tua dengan anak terdapat batasan. Dimana orang tua sangat dihormati oleh anaknya. Sedangkan dalam budaya amerika, hubungan orang tua dengan anak seperti interaksi hubungan antara teman.
G.        Nilai dan Norma
Nilai dan Norma manusia juga dipengaruhi oleh kebutuhan hidup masing-masing. Seseorang yang menginginkan kelangsungan hidup, menghargai usaha-usaha pengumpulan makanan, penyediaan pakaian dan rumah yang memadai. Sedangkan mereka yang mempunyai kebutuhan lebih tinggi menghargai materi, uang, gelar-gelar pekerjaan, hukum, dan keteraturan.
Contoh :
- Pada umumnya di negara-negara barat (misalnya : amerika, eropa), orang-orang mendambakan nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan, prestasi diri, dan makna dalam pengalaman.
H.        Rasa Diri dan Ruang
Kenyamanan seseorang dengan dirinya dapat terlihat secara berbeda oleh budaya.
Contoh :

- Orang-orang yang hidup dan tinggal di pedesaan umumnya, identitas diri dan penghargaan dapat diwujudkan dengan sikap yang sederhana. Sedangkan orang-orang yang hidup dan tinggal di perkotaan biasanya ditunjukkan dengan perilaku lebih agresif.


I.          Proses Mental dan Belajar
Setiap budaya mempunyai suatu proses berpikir, namun setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang berbeda. Kehidupan dalam suatu tempat tertentu menetapkan hukum-hukum untuk mempelajari atau tidak informasi tertentu, dan ini ditegaskan dan diperkuat oleh budaya di sana.
Contoh :
- Sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia yakni membaca, mendengar, dan mencatat. Hal ini membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan, Di negara-negara barat (misalnya eropa, amerika) guru hanya memberi pengarahan saja dan siswa diharapkan lebih aktif.
J.          Kepercayaan dan Sikap
Dalam semua budaya tampaknya orang-orang mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik-praktik agama mereka. Agama dipengaruhi oleh budaya dan budaya pun dipengaruhi oleh agama. Sistem kepercayaan agama sekelompok orang agak bergantung pada tingkat perkembangan kemanusiaan mereka.
Contoh :
- Budaya primitif mempunyai kepercayaan pada makhluk-makhluk spiritual yang kita sebut “animisme”.
4.            Pengaruh  Budaya Asing terhadap Kepribadian Bangsa Timur
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan Negara timur termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1.      Dampak Positif
a.         Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai
dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
b.         Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c.         Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.      Dampak Negatif
a.       Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.      Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.       Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d.      Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bisa merusak hubungan antar masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
https://syifaamalia22.wordpress.com/2012/04/15/definisi-budaya/