Senin, 30 November 2015

Perancangan Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Sakit

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.             Latar Belakang
“Kesehatan lebih penting dari segalanya” kata tersebut merupakan ungkapan bahwa kesehatan sangat penting bagi kehidupan manusia. Tak dapat dipungkiri kalimat tersebut memanglah benar karena pada dasarnya segala sesuatu berawal sehat. Ketika sehat orang pun dapat melakukan segala aktivitas dengan baik.

Tak dapat dihindari bahwa kesehatan tidak selamanya baik. Tubuh kita rentan terhadap penyakit sehingga tak dapat disangka tubuh dapat diserang penyakit baik penyakit yang biasa maupun yang ganas sekalipun. Ketiks tubuh mengalami sakit makan akan membuat nafsu untuk melakukan aktivitas pun berkurang.
Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat banyak, rumah sakit menjadi salah satu alternatif tersebut. Rumah sakit merupakan salah satu jawaban dalam meningkatkan kesehatan masyarakat banyak. Rumah sakit memiliki berbagai fasilitas seperti ruang operasi, laboratorium, ruang farmasi, kamar rawat, dll.
Kegiatan di rumah sakit pasti menghasilkan limbah yang memiliki dampak buruk jika tidak diolah dengan baik. Dalam pengolahan limbah Rumah sakit tidak hanya menghasilkan limbah organik dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang mengandung bahan beracun berbahaya (B3). Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10 sampai 15 persen di antaranya merupakan limbah infeksius yang mengandung logam berat, antara lain mercuri (Hg). Sekitar 40 % lainnya adalah limbah organik yang berasal dari sisa makan, baik dari pasien dan keluarga pasien maupun dapur gizi.Sisanya merupakan limbah anorganik dalam bentuk botol bekas infus dan plastik.   
Pada tahun 1999, WHO melaporkan di Perancis pernah terjadi 8 kasus pekerja kesehatan terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah medis. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan. Namun, berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang dilakukan oleh Ditjen P2MPL Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi yang melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari 1.476 rumah sakit yang ada, yang memiliki incinerator baru 49% dan yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut kualitas limbah cair yang telah melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52% 1.
Salah satu jenis limbah rumah sakit adalah limbah farmasi yaitu berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan. Limbah farmasi hendaknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan, karena limbah ini merupakan sumber racun yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan pengolahan limbah yang baik agar tidak menimbulkan dampak negative bagi lingkungan sekitar.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud limbah rumah sakit?
2.      Apa sajakah jenis limbah rumah sakit?
3.      Bagaimanakah proses penanggulangan limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit?

1.3. Tujuan
1.      Mengetahui apa itu limbah rumah sakit.
2.      Mengetahui hjenis-jenis limbah rumah sakit.
3.      Mengetahui Proses Pengolahan atau instalasi limbah rumah sakit.







BAB II
PEMBAHASAN
3.1.         Penjelasan Limbah Rumah Sakit
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan  dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat  berupa gas dan debu,cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Limbah ialah setiap bahan sisa suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,flammabi lity,reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia (BAPEDAL (1995).
Limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

2.2.          Jenis-jenis Limbah Rumah Sakit
Adapun Jenis-jenis limbah rumah sakit sebagai berikut ini:
a.        Limbah klinik
Limbah klinik yaitu Limbah yang dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin pembedahan dan di unit-unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staf Rumah Sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkusyang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urine dan produk darah.
b.      Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diautoclaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
c.       Limbah bukan klinik
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan menbuangnya.
d.      Limbah dapur
Mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di Rumah Sakit.
e.       Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
f.       Limbah Farmasi
Limbah farmasi merupakan salah satu jenis sampah medis atau merupakan sampah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa contoh sampah farmasi adalah obat – obatan,vaksin,serum,yang tidak digunakan lagi,botol obat yang beresidu, dll.Limbah farmasi dapat berupa senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair, maupun uap.

2.3.            Proses Pengolahan atau Instalasi Limbah Rumah Sakit
Dalam pengelolaan limbah padat baik medis maupun non medis, rumah sakit diwajibkan melakukan pemilahan limbah dan menyimpannya dalam kantong plastik yang berbeda beda berdasarkan karakteristik limbahnya. Limbah domestik di masukkan kedalam plastik berwarna hitam, limbah infeksius kedalam kantong plastik berwarna kuning, limbah sitotoksic kedalam warna kuning, limbah kimia/farmasi kedalam kantong plastik berwarna coklat dan limbah radio aktif kedalam kantong warna merah. Disamping itu rumah sakit diwajibkan memiliki tempat penyimpanan sementara limbahnya sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Kepdal 01 tahun 1995.
Dalam hal ini banyak fakta yang dapat kita temukan bahwa penanganan limbah medis lebih dominan menggunakan system inceneration, karena dari segi biaya lebih murah selain itu dapat mengurangi massa dan volume sehingga untuk penanganan berikutnya menjadi lebih mudah. Limbah dapat ditangani dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada pengolahan secara biologi maupun sistem landfill dan area yang dibutuhkan relatif lebih kecil.
Pengelolaan limbah dengan menggunakan incinerator harus memenuhi beberapa persyaratan seperti yang tercantum dalam Keputusan Bapedal No 03 tahun 1995. Peraturan tersebut mengatur tentang kualitas incinerator dan emisi yang dikeluarkannya. Incinerator yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai penghancur limbah B3 harus memiliki efisiensi pembakaran dan  efisiensi penghancuran / penghilangan (Destruction Reduction Efisience) yang tinggi.

2.4.            Prinsip Kerja Incinerator
Proses insenerasi akan berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu:
1.         Tahapan pertama adalah  limbah atau sampah dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering dan siap terbakar.
2.         Selanjutnya terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperature belum terlalu tinggi.
3.         Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400 C ~ 600 C. Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara antara 600 C ~ 1200 C. Suplay oksigen dari udara luar ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yg sempurna, asap yg keluar dari cerobong menjadi transparan.
Proses Incinerator :
Incinerator dilengkapi mesin pembakar dengan suhu tinggi yang dalam waktu relative singkat mampu membakar habis semua sampah tersebut hingga menjadi abu. Pembakaran sampah ini digunakan dengan sistem pembakaran bertingkat (double chamber), sehingga emisi yang melalui cerobong tidak berasap dan tidak berbau, dan menggunakan sitem cyclon yang pada akhirnya hasil pembakaran tidak memberikan pengaruh polusi pada lingkungan.
Keseluruhan kinerja incinerator yang saat ini diterapkan di beberapa negara maju dapat dibagi pada beberapa tahapan proses yaitu :

1. Proses penyimpanan sampah dan pengumpanan sampah
2. Proses pembakaran;
3. Proses penanganan sisa pembakaran;
4. Proses pembersihan asap;
Skema Pengolahan Limbah Farmasi Rumah Sakit Dengan Insenerasi.
GAMBAR
Dalam ruang bakar utama proses karbonisasi dilakukan dengan “ defisiensi udara “ dimana udara yang dimasukkan didistribusikan dengan merata kedasar ruang bakar untuk membakar karbon sisa. Gas buang yang panas dari pembakaran, keluar dari sampah dan naik memanasinya sehingga mengasilkan pengeringan dan kemudian membentuk gas-gas karbonisasi. Sisa padat dari pembentukan gas ini yang sebagian besar terdiri atas karbon, dibakar selama pembakaran normal dalam waktu pembakaran. Pada ruang bakar ini secara terkontrol dengan suhu 800 – 1.0000C dengan sistem close loop sehingga pembakaran optimal. Distribusi udara terdiri dari sebuah blower radial digerakan langsung dengan impeller, dengan casing almunium  dan motor listrik, lubang masuk udara dari pipa udara utama didistribusikan ke koil.
Ruang Bakar Tingkat Kedua :
Ruang bakar tingkat kedua dipasang diatas ruang bakar utama dan terdiri dari ruang penyalaan dan pembakaran, berfungsi membakar gas-gas karbonisasi yang dihasilkan dari dalam ruang bakar utama. Gas karbonisasi yang mudah terbakar dari ruang bakar utama dinyalakan oleh Burner Ruang Bakar Dua, kemudian dimasukan udara pembakar, maka gas-gas karbonisasi akan terbakar habis. Ruang Bakar Dua bekerja seperti sebuah after burner, yaitu mencari, gas-gas yang belum terbakar kemudian membawanya kedalam temperatur lebih tinggi sehingga terbakar sampai habis, dimana suhunya mencapai 1.100 0C dengan sistem close loop sehingga optimal. Pemasukan sampah ke ruang pembakaran dilakukan secara manual atau menggunakan lift conveyor.
Panel Kontrol Digital :
Diperlukan suatu panel kontrol digital dalam operasionalnya untuk setting suhu minimum dan maksimum didalam ruang pembakaran dan dapat dikontrol secara “ automatic “ dengan sistem close loop. Pada panel digital dilengkapi dengan petunjuk suhu, pengatur waktu (digunakan sesuai kebutuhan), dan dilengkapi dengan tombol pengendali “burner dan “blower” dengan terdapatnya lampu isyarat yang memadai dan memudahkan operasi.
Cerobong Cyclon :
Cerobong cyclon dipasang setelah ruang bakar dua, yang bagian dalamnya dilengkapi water spray berguna untuk menahan debu halus yang ikut terbang bersama gas buang, dengan cara gas buang yang keluar dari Ruang Bakar Dua dimasukan melalui sisi dinding atas sehingga terjadi aliran siklon di dalam cerobong. Gas buang yang berputar didalam cerobong siklon akan menghasilkan gaya sentripetal, sehingga abu yang berat jenisnya lebih berat dari gas buang akan terlempar kedinding cerobong siklon. Dengan cara menyemburkan butiran air yang halus kedinding, maka butiran-butiran abu halus tersebut akan turun kebawah bersama air yang disemburkan dan ditampung dalam bak penampung. Bak penampung dapat dirancang tiga sekat, dimana pada sekat pertama berfungsi mengendapkan abu halus, pada bak selanjutnya air abu akan disaring, dan air ditampung dan didinginkan pada sekat ketiga, siap untuk dipompakan ke cerobong siklon kembali.
Dengan pembakaran sampah secara sempurna temperatur operasi relatif lebih tinggi, relatif lebih kecil hidrokarbon yang lolos ke luar cerobong, dan asap berwana bening, sehingga emisi dari gas buang tersebut ramah terhadap lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1.            Kesimpulan
Rumah sakit merupakan tempat upaya pelayanan kesehatan. Rumah sakit terdiri dari berbagai pelayan mulai dari kamar rawat, laboratorium, ruang farmasi, ruang operasi, dll. Pelayanan tersebut digunakan untuk meningkatkan kesehatan pasien yang sakit.
Disisi lain tak jarang kegiatan-kegiatan dirumah sakit memberi efek positif bagi lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan pengolahan limbah yang dihasilkan rumah sakit kurang diperhatikan pengolahannya.
Salah satu limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit adalah limbah farmasi dimana limbah ini merupakan limbah medis yang berbahaya. Adapun contoh limbah farmasi adalah obat – obatan, vaksin, serum, yang tidak digunakan lagi, botol obat yang beresidu, dll. Limbah farmasi dapat berupa senyawa kimia toksik maupun non toksik, baik dalam bentuk padat, cair, maupun uap.
Berbagai cara dilakukan untuk mengolah limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit. Salah satu cara yang digunakan adalah melauli proses incinerator. Secara garis berar proses insenerasi dilakukan melalui 4 tahap yaitu 1 proses penyimpanan sampah dan pengumpanan sampah, Proses pembakaran, Proses penanganan sisa pembakaran, dan proses pembersihan asap.



DAFTAR PUSTAKA
Al- Rasyid, Muh Ilham. 2011. “http ://pengolahan limbah/Penanganan dan Pengolahan Limbah Rumah Sakit.htm : Penanganan dan pengolahan Limbah Rumah Sakit”
Pruss A, dkk. Pengolahan Limbah Layanan Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta : 2002
Sakinah, Fitria. 2001. “http : //Pengolahan Limbah Rumah Sakit « Blog Archive « dwioktavia.htm : Pengolahan Limbah Rumah Sakit”
Purbani, Syafitri. https://syafitrianispurbani.wordpress.com/category/pengolahan-limbah/ (Diambil Pada Tanggal 21 November 2015, pukul 15.30 WIB)


Rabu, 01 Juli 2015

SARA

·               Latar Belakang
Indonesia adalah Negara dengan luas wilayah 5.193.250 km² yang memiliki potensi yang sangat lur biasa. Sumber daya alam adalah salah satu potensi yang sangat luar biasa di Indonesia. Berbagai kekayaan alam seperti pertambangan, perikanan, perminyakan, serta pertaiannya membuat Negara ini membuat iri Negara-negara lain. Tak hanya dari segi SDAnya Indonesia juga patut bangga dengan kekayaan suku, agama, dan rasnya yang semakin melengkapi kekayaan Negara yang berluas 5.193.250 km²  ini.

Minggu, 10 Mei 2015

Harapan dan Cita-cita

Pembalap!! Itulah kata yang dulu aku ucapkan ketika ditanya ingin jadi apakah aku suatu saat nanti. Itulah cita-cita yang ku tanamkan ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Keinginanku itu muncul karena kesukaanku menonton pertandingan moto GP yang di dalamnya terdapat idolaku yaitu Valentino Rossi. Namun pada kenyataannya aku tidak pernah merealisasikan keinginanku itu. Biasalah anak SD hanya kesenangan biasa. Cita-cita yang masih berupa wujud kesenangan terhadap suatu hal.
            Ketika beranjak ke bangku SMP ternyata cita-citaku tak sama seperti apa yang aku cita-citakan ketika aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Kali ini aku ingin menjadi seorang dokter. Saat itu aku ingin menjadi dokter karena dengan menjadi dokter aku bisa menolong orang lain bahkan menyelamatkan nyawa orang lain. Selain itu aku juga berpikir ketika aku menolong orang lain maka aku akan membuat keluarga pasien dapat tersenyum lebar karena keluarganya yang sakit bias kembali sehat karena diriku. Menurutku kebahagiaan terindah adalah ketika bisa melihat orang lain mengembangkan senyum dipipinya karena aku. Tak hanya itu aku pun berpikir dengan menolong orang lain maka aku akan mendapatkan pahala yang akan menjadi tabungan untukku agar bisa berada di tempat terbaik dari semua tempat yaitu jannah atau surga. Orang tuaku pun juga sangat ingin melihat anak bungsunya ini menjadi dokter.
            Sejak SMP aku mulai berjuang untuk merealisasikan cita-citaku itu dengan memulainya dengan belajar sungguh-sungguh. Jujur ketika aku duduk dibangku SD aku bukan anak yang pintar tapi juga gak bodoh-bodoh banget lah. Tapi karena keinginanku mejadi dokter aku harus merubah pola pikirku, karena aku tau untuk menjadi dokter bukanlah hal yang mudah. Setelah tahun pertama duduk di bangku SMP usahaku pun tidak sia-sia aku bisa masuk 5 besar siswa terbaik di kelasku. Aku pun berusaha untuk tetap mempertahankan apa yang aku raih atau bahkan bias meningkatkannya. Namun pada prakteknya keinginkan kita tak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Saat aku duduk di kelas 8 aku pun tak bisa mempertahankan apa yang telah aku raih saat duduk di kelas 7. Pengaruh lingkungan kelas membuat prestasiku menurun yang membuatku harus keluar dari zona top five dikelas. Namun hal itu aku jadikan pelajaran ketika aku duduk dikelas 9. Aku kembali berjuang untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan Alhamdulillah aku bisa mengembalikannya seperti saat aku duduk di kelas 7. Aku pun lulus dengan hasil yang cukup lumayan yang bisa membawa ku hampir bisa masuk di semua SMA di Pangkapinang. Namun setelah mempertimbangkan berbagai aspek aku pun memilih untuk masuk ke SMA Negeri 2 Pangkalpinag.
            SMADA Pangkalpinang kini menjadi almamater yang kusandang. Awal baru dari perjuangan yang sesungguhnya. Awal dari jembatan yang akan membawaku menuju kesuksesan. Disini aku menemukan sahabat-sahabat baru yang hebat. Sahabat yang tak hanya membawa kebahagian dan warna dalam hidupku tapi juga membantuku untuk mewujudkan cita-citaku. Mereka adalah sahabat-sahabatku yang ”cerdas”. Di SMADA ini lah aku melewati proses pendewasaanku, baik pendewasaan sikap maupun pola pikirku.
Seiring berjalannya waktu akupun sadar bahwa untuk menjadi dokter membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan bercermin dari kenyataan yang ada bahwa keluargaku mungkin akan terlalu berat untuk membiayaiku menjadi seorang dokter. Aku pun mulai memudarkan sedikit demi sedikit keinginanku itu. Karena dari kecil aku memang sudah terbiasa tak ingin terlalu memberatkan kedua orang tua ku, terlebih lagi mereka pun sudah beranjak tua. Aku tak ingin mereka harus banting tulang yang luar biasa hanya untuk membuatku mewujudkan cita-citaku. Aku tak ingin membuat mereka sakit hanya karena diriku. Meskipun aku yakin bahwa orang tua manapun akan melakukan apapun agar bisa membuat anak yang ia cintai bahagia dan sukses. Namun aku sadar bahwa kesuksesan tak hanya berasal dari menjadi seorang dokter tapi masih banyak lagi jalan untuk membuatku menyandang kesuksesan di pundakku. Memang terkadang apa yang kita inginkan tak selalu sejalan dengan kenyataaan. Aku percaya bahwa Allah adalah zat yang Maha Mengetahui segalanya. Aku yakin bahwa Ia telah menyiapkan jalan lain untuk menggapai kesuksesanku. Aku mulai tak mengekang ingin jadi apa aku nantinya.
Ketika duduk di SMA ini pun aku mulai kembali merubah keingiinan atau cita-citaku. Ketika masa-masa ini aku sering mendapat banyak cerita dari guruku tentang kesuksesan sahabat-sahabatnya yang telah sukses yang sudah bekerja di luar negeri dan perusahaan besar baik di dalam maupun luar negeri. Dan mayoritas diantara mereka adalah seorang INSINYUR. Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang insinyur saja karena cerita-cerita guruku dan memang sejak duduk di bangku SMA aku sangat tertarik dan senang dengan setiap pelajaran yang berhubungan dengan IPA. Oleh karena itu sampai saat ini aku pun bertekad untuk menjadi seorang insinyur yang suatu saat nanti bisa bekerja di sebuah perusahaan minyak atau tambang terbesar didunia ini. Pada dasarnya aku ingin menjadi orang sukses karena aku ingin bisa membahagiakan orang tuaku, bisa membantu keluargaku, bahkan bisa membantu orang lain. Orang tuaa!! Ia merekalah yang membuatku termotivasi untuk menjadi orang yang sukses. Aku ingin membuat mereka tesenyum melihat anak bungsunya ini bisa sukses, bisa membuat mereka bahagia, mewujudkan semua yang mereka inginkan, dan yang paling penting adalah aku ingin membwa mereka bersamaku pergi ketempat paling indah di dunia ini, dan tempat yang menjadi idaman untuk semua muslim, yaitu Mekkah dan Madinah. Yaa aku ingin memberangkatkan mereka pergi haji, pergi ke Rumah Allah dengan menggunakan hasil jerih payaku sendiri. Mungkin semua orang tau bahwa kebaikan orang tua yang telah ia lakukan selama ini kepada kita tidak akan pernah bisa tergantikan dengan apapun. Tapi setidaknya aku ingin membahagiakan mereka dengan kesusksesanku agar bisa membalas setitik dari kebaikan yang selama ini telah mereka berikan padaku.
Hingga saat ini pun aku masih menapaki dunia engineering agar aku bisa mewujudkan keinginanku untuk bisa bekerja disebuah perusahaan industry yang besar. Perusahaan yang paling aku cita-citakan adalahperusahaan minyak dan tambang seperti Chevron, Free Port, Krakatau Steel, dll. Aku pun sedang berusaha untuk membangun jembatan yang akan akan menyebrangkan diriku menuju impian terakhirku ini. Dan jembatan itu sedang ku bangun di bangku perkuliahan ku saat ini.

Saat ini aku duduk di salah satu universitas swata terbaik dinegeri ini yaitu Universitas Gunadarma. Meskipun pada kenyataannya gelar yang menggambarkan kampus tercinta ini tak semuanya sesuai dengan harapan. Tapi aku hanya ingin melakukan yang terbaik saat ini untuk mendapatkan  hasil yang terbaik pula dimasa depanku nanti. Apapun masalah yang aku hadapi saat ini aku hanya ingin mengatasinya dengan  mengatasinya dengan cara terbaik pula. Aku mengambil jurusan teknik mesin atau mechanical engineering di UG. Aku menaruh harapan pada jurusanku, kampusku, dan yang paling penting adalah menaruh harapan pada diriku sendiri agar setelah lulus S1 nanti aku benar-benar bisa mewujudkan semua harapanku. Harapan merupakan awal dari sebuah kesuksesan. Dengan harapan kita harus membuktikan, harapan hanya sekedar harapan tanpa adanya tindakan. Kesuksesan diraih dengan tindakan yang nyata bukan hanya angan-angan. Dan semoga aku bisa membutikan itu semua dengan menyandang kesuksesaan di pundakku di masa yang akan datang.

Cerita Fiksi

Haii sobat kali ini saya pengen posting artikel yang berhubungan sama cerita fiksi ni, sekaligus bahas pesan-pesan yang tersirat disalah satu cerita fiksi yang diambil dari blog sebelah, hehe. Okee langsung aja yaa kita mulai. Ettt lupaa, sebelum ke ceritanya kita bahas dulu yaa apa itu cerita fiksi.
Fiksi adalah sebuah Prosa naratif yang bersifat imajiner, meskipun imajiner sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Kebenaran dalam sebuah dunia fiksi adalah keyakinan yang sesuai dengan pandangan pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat terjadi di dunia nyata dan benar di dunia fiksi. Misalnya seorang perempuan yang membunuh seorang laki-laki yang memperkosanya tetapi ia dinyatakan bebas dan tidak bersalah atas kasus menghilangkannya nyawa seseorang-menurut hukum dunia nyata ia harus tetap di hukum.
Nahhhh itu lah penjelasan tentang cerita fiksi. Kita langsung lanjut aja yaa ke ceritanya sekaligu kita kaji pesan-pesan apa saja yang terkandung dalam cerita fiksi yang berjudul “Nyamuk Penyelamat” di bawah ini.


NYAMUK PENYELAMAT
Pak Dirjo adalah seorang petani. Ia tinggal di sebuah rumah di lereng gunung. Ia tinggal seorang diri. Istrinya sudah lama meninggal dan ia tidak memiliki seorang anak. Tinggal sendirian membuat ia merasa kesepian. Karena itulah ia sering menggerutu dan selalu mengeluh.
Musim hujan membuat Pak Dirjo semakin sering menggerutu. Rumah tuanya sudah bocor di sana-sini. Sementara untuk memperbaikinya, ia tidak punya uang. Lagipula menurutnya percuma saja diperbaiki. Umurnya paling sudah tidak lama lagi. Siapa yang akan menempati rumahnya nanti bila ia mati. Demikian menurutnya. Selain itu hujan membuat rumahnya sering kebanjiran. Belum lagi banyak nyamuk. Pak Dirjo benar-benar merasa kesal.
Suatu malam, Pak Dirjo kembali menggerutu. Ia tidak bisa tidur karena banyak nyamuk di rumahnya. Ia merasa sangat terganggu dengan kehadiran nyamuk-nyamuk itu.
" Huh, mengapa Tuhan menciptakan binatang yang bisanya cuma mengganggu ini? Huh, bisa habis darahku dihisapnya. Dasar binatang pangganggu, " gerutu Pak Dirjo.
Pak Dirjo lalu mengeluarkan sepeda tuanya dan pergi ke warung untuk membeli obat pembasmi nyamuk. Letak warung itu agak jauh dari rumahnya. Makanya ia pergi dengan naik sepeda. Sepanjang perjalanan ia terus menggerutu.
Ketika Pak Dirjo kembali ke rumahnya, ia heran karena banyak tetangganya yang berkumpul di depan rumahnya sambil memanggil-manggil namanya.
" Ada apa ini?" tanya Pak Dirjo heran. Tetangganya menoleh dan serempak mereka mengucapkan syukur saat melihat kehadiran Pak Dirjo.
" Syukurlah, Pak. Bapak tidak apa-apa. Kami sangat cemas saat mendengar tebing dibelakang rumah Bapak longsor. Kami takut Bapak kenapa-napa," jawab Pak Ahmad, tetangga Pak Dirjo.
" Ha, longsor?" Pak Dirjo baru sadar jika sebagian rumahnya roboh terkena longsoran tebing. Ia lemas seketika karena rumahnya kini hancur. Namun ia merasa sangat bersyukur karena selamat dari bahaya.
" Untung aku tadi ke warung membeli obat pembasmi nyamuk. Kalau tidak, pasti aku sudah celaka, " gumamnya.
Tiba-tiba Pak Dirjo sadar, kalau kepergiannya ke warung tadi telah menyelamatkan dirinya dari malapetaka. Dengan kata lain, ia telah diselamatkan oleh nyamuk yang telah mengganggunya. Jika tadi ia tidak terganggu oleh gigitan nyamuk, pasti ia sudah tidur dan bisa jadi ia menjadi korban longsoran tebing yang menghancurkan rumahnya.
 " Oh, Tuhan. Ampunilah kesalahanku. Aku sudah menghina ciptaanMu. Bagaimanapun juga segala makhluk yang Kau ciptakan pasti memiliki manfaat. Dan nyamuk yang selama ini aku anggap sebagai binatang pengganggu dan tak bermanfaat justru telah menyelamatkan aku dari bahaya. Ampuni aku, Ya Tuhan," kata Pak Dirjo dalam hati.
" Pak, sebaiknya mulai sekarang Bapak tinggal di rumahku saja. Bapak kan tidak punya saudara. Lagipula aku juga tinggal sendiri," kata Ujang menawarkan bantuan. Pak Dirjo tersenyum.
" Terima kasih, Jang. Tapi apa aku tidak merepotkanmu?" Tanya Pak Dirjo ragu.
" Tidak, Pak. Aku malah senang kalau Bapak mau tinggal bersamaku. Aku kan sudah tidak punya orang tua. Jadi Bapak bisa sebagai pengganti ayahku. Bagaimana, Pak?" tawar Ujang.
" Baiklah, Jang. Aku akan tinggal bersamamu," kata Pak Dirjo kemudian.
Sejak saat itu, Pak Dirjo tinggal bersama Ujang. Dan ia kini tidak pernah lagi mengeluh apalagi menggerutu karena ia kini tidak kesepian lagi. Mereka pun hidup dengan tenteram dan bahagia. 


Inti dari cerita diatas adalah ada seorang laki-laki tua yang bernama Pak Dirjo. Ia hanya seorang petani miskin. Ia hidup sebatang kara dirumah gubuknya setelah istrinya meninggal. Pak Dirjo yang hanya hari demi hari karena kondisi rumahnya yang semakin hari semakin membuat dia tak nyaman untuk tinggal. Ada keinginan utuk memperbaiki rumahnya itu namun seperti biasa uang menjadi pemupus keinginannya untuk memperbaiki rumahnya itu.
Berbagai cobaan alam menerpa tempat berteduhnya itu mulai dari bocor dimana-mana, banjir, dan yang paling membuatnya jengkel adalah begitu banyaknya nyamuk yang menempati rumahnya. Karena nyamuk yang selalu menggagu tidurnya ia pun memutuskan untuk membeli pembasmi nyamuk.

Phobia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Pendahuluan
Hampir setiap orang memiliki rasa takut dalam dirinya. Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Pada dasarnya takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Tak jarang rasa takut sendiri menjadi momok yang sangat menakutkan bagi beberapa orang, bahkan ada yang menjadi penyakit. Hal ini karena rasa takut yang berlebihan tehadap sesuatu atau yang sering disebut dengan Phobia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.         Definisi Phobia
Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan.Istilah “Phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang disebabkan oleh ketakutan yang menetap dan sangat tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Phobia dan rasa takut biasa memiliki perbedaan yaitu pada phobia, hal yang ditakuti sebenarnya tidak menakutkan untuk sebagain besar orang. Phobia terjadi karena adanya faktor biologis di dalam tubuh, seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme di otak. Phobia juga bisa terjadi karena sesuatu yang tidak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju, Phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Phobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber phobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi.
Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek phobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, pola respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita phobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Phobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
1.2.         Macam-macam Phobia
Menurut parah alhi phobia digolongkan menjadi tiga macam yaitu agroaphobia, phobia social, dan phobia spesifik.
1.      Agroaphobia
Phobia yang muncul ketika berada di tempat yang ramai dan penuh orang. Umumnya orang yang menderita phobia semacam ini akan berusaha mencari jalan keluar dari keramaian dan mencari tempat yang sepi.
2.      Phobia sosial 
Phobia Sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, phobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial. Hal ini mendorong orang untuk mengindari situasi sosial dan ini tidak disebebabkan karena masalah fisik atau mental (seperti gagap, jerawat atau gangguan kepribadian).
3.      Phobia Spesifik
Phobia spesifik ditPenderitai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Pada phobia terjadi salah-pindah kecemasan pada barang atau keadaan yang mula-mula menimbulkan kecemasan itu. Jadi terdapat dua mekanisme pembelaan, yaitu salah-pindah dan simbolisasi. Ada banyak macam phobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan phobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar. Sebagian besar orang dewasa yang menderita phobia menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional dan banyak yang memilih untuk mencoba menahan perasaan anxietas yang hebat daripada mengungkapkan ganguannya. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi dari phobia spesifik.
a.          Claustrophobia (Phobia Berada Di Ruang yang Sempit)
Phobia ini muncul saat seseorang berada di ruang sempit seperti di dalam lift, toilet pesawat, kamar mandi yang ukurannya kecil, atau tempat sempit lainnya. Saat merasakan ketakutan, mereka cenderung akan gugup, berkeringat, dan kehabisan nafas.
Dianjurkan apabila ada orang yang menderita claustrophobia, maka ia diberikan tempat duduk di dekat jendela atau lebih baik memilih naik eskalator atau memakai tangga.
b.      Zoophobia (Phobia Akan Hewan Tertentu)
Zoophobia adalah rasa takut akan hewan tertentu di mana saat mendengar, atau melihat saja sudah membuat seseorang sangat ketakutan. Nah, phobia ini memiliki beberapa sebutan tergantung pada jenis hewan yang ditakuti, seperti: arachnophobia - ketakutan pada laba-laba; ophidiophobia - ketakutan pada ular; ornithophobia - ketakutan pada burung; apiphobia - ketakutan pada lebah.


c.          Brontophobia (Phobia Akan Halilintar/Petir)
Nama brontophobia diambil dari bahasa Yunani, bronte yang berarti petir. Mereka yang mengalami phobia ini biasanya menolak keluar saat sedang hujan dan ada petir. Mereka kerap bersembunyi di balik pintu sambil menutup kepala dengan tangan atau bantal.
d.          Acrophobia (Phobia Ketinggian)
Mereka yang mengalami phobia ini sangat takut bila berada di ketinggian. Biasanya wajah mereka akan sangat tegang, mengeluarkan keringat dingin, wajah akan menjadi pucat dan bahkan mematung.
e.          Aerophobia (Phobia Terbang)
Mereka yang mengalami aerophobia biasanya takut jika harus naik pesawat terbang. Umumnya phobia ini muncul setelah ia mengalami trauma, entah kecelakaan yang dialami diri sendiri atau orang terdekat, atau mengalami turbulensi. Umumnya mereka akan merasa sangat panik dan terbayang-bayang akan ada hal buruk yang terjadi. Mereka juga ingin buru-buru keluar dari pesawat.
f.          Phobia Rasa Sakit
Ada dua jenis phobia yang dialami dan diakibatkan karena ketakutan akan rasa sakit. Yang pertama adalah hemophobia, phobia saat melihat darah. Yang kedua adalah trypanophobia, yaitu phobia akan jarum suntik. Umumnya, kondisi mereka akan drop dan bisa pingsan saat ketakutan.
g.         Phobia Paranormal
Phobia ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal yang berhubungan dengan dunia paranormal.
Triskaidekaphobia, yaitu phobia yang berhubungan dengan semua hal dengan angka 13. Konon, angka ini merupakan angka sial, sehingga mereka yang mengalami phobia ini akan berusaha menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan angka sial.

Chiroptophobia, yaitu ketakutan akan kelelawar karena menganggap bahwa hewan tersebut adalah jelmaan vampir. Phasmophobia, yaitu rasa takut yang timbul akan bayangan hantu di dalam benaknya.
h.         Emetophobia (Phobia Akan Rasa Mual Dan Muntah)
Biasanya, apabila melihat orang lain mual atau muntah, maka akan timbul rasa ingin muntah juga. Hal ini dipengaruhi oleh pikiran, di mana seringkali yang tertangkap oleh mata langsung diproses ke pikiran dan mempengaruhi respon yang terjadi. Tak heran apabila kemudian timbul perasaan ingin muntah atau mual.
i.           Carcinophobia (Phobia Akan Kanker)
Carcinophobia atau cancerophobia adalah rasa takut yang teramat sangat akan kanker. Umumnya orang ini trauma dan merasa takut berlebihan serta menganggap bahwa semua sakit yang ia rasakan adalah kanker. Orang tersebut juga menjadi sangat sensitif terhadap apa yang dirasakan pada tubuhnya.
j.           Neophobia (Phobia Akan Semua Hal Baru) 
Neophobia biasanya muncul saat melihat barang-barang baru. Mereka cenderung menolak barang baru dan lebih mencintai barang lama mereka.
1.3.          Phobia Ketinggian (Acrophobia)
Salah satu phobia yang dialami oleh manusia adalah, phobia akan ketinggian atau yang biasa disebut Acrophobia. Phobia ketinggian adalah salah satu phobia yang lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sekitar 3-5% populasi umum di dunia menderita phobia ini. Dengan perempuan 2 kali lipat lebih banyak menderita phobia ini dibanding pria. Phobia ketinggian (Acrophobia) berasal dari kata Yunani yaitu Akron yang artinya puncak dan phobos yang artinya takut. Sehingga dapat diartikan sebagai ketakutan irasional yang ekstrim terhadap ketinggian.