Rabu, 03 Mei 2017

Perencanaan dan Pengendalian Operasi

            1.                  Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan memilih dan menentukan tujuan dan kebijakan perusahaan, program, dan prosedur kerja yang akan dilakukan. Sistem pengendalian adalah suatu kegiatan pemeriksaan atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, agar kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang direncanakan. Perencanaan dan pengendalian produksi mempunyai peranan yang sentral dalam peningkatan produktifitas karena melalui perencanaan dan pengendalian produksi yang baik, akan dicapai penghematan dalam biaya bahan, pemanfaatan sumberdaya baik fasilitas produksi maupun mesin, tenaga kerja atau waktu yang optimal yaitu tidak boros atau tidak idle. (Bedworth, 1987)
Tujuannya adalah untuk memanfaatkan secara efektif sumber daya yang terbatas dalam memproduksi barang atau jasa sehingga dapat memuaskan permintaan pembeli atau pengguna, dan menghasilkan keuntungan bagi investor. Kendala dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah ketersediaan sumber daya, jadwal atau waktu pengiriman produk dan kebijakan manajemen. Fungsi perencanaan dan pengendalian produksi adalah agar dapat menentukan prakiraan permintaan atau penjualan untuk periode yang akan datang, perencanaan produksi, penjadwalan produksi dan pengendalian persediaan.

            2.                  Proses Produksi Pasta Gigi
            2.1.            Persiapan Bahan
Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan pasta adalah sebagai berikut:
1.      Bahan polishing ( penggosok), merupakan salah satu bahan terpenting untuk menghilangkan partikel-partikel sisa makanan yang menempel pada gigi. Bahan yang sering digunakan diantaranya alumunium hydroksida trihidrate .
                                           

                                        Gambar 1. Alumunium Hydroksida Trihidrate
2.      Foaming Agent ( pembusa ), berfungsi untuk membantu aksi bahan polishig dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal pada gigi dan juga berfungsi mengemulsikan lendir dimulut. Bahan pembusa yang digunakan SLS ( sodium lauryl sulfonate ) dengan nama dagang texapon, emal dll.

  
                                            Gambar 2. Foaming Agent

3.      Bahan moistener ( pelembab ), berfungsi untuk mencegah pengeringan dan pengerasan pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan diantaranya Gliserin , Propylene glikol dll.
4.      Bahan pengikat, berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pada pasta gigi. Bahan yang digunakan diantaranya sodium alginat.
5.      Bahan pemanis, berfungsi untuk menberikan rasa manis pada pasta gigi. Bahan yang digunakan diantaranya sakarin.
  
        
                                                 Gambar 3. Sakarin

6.      Bahan pemberi rasa, berfungsi untuk memberikan aroma dan rasa pada pasta dan menghindari rasa eneg atau mual. Disamping itu juga untuk menambah kesegaran pasta gigi. Bahan yang digunakan minyak peppermint.
7.      Bahan pengawet, berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta gigi. Bahan ini haruslah tidak bersifat toksik. Bahan pengawet yang digunakan sodium benzoat.
8.      Bahan flouride, merupakan salah satu zat yang berfungsi untuk pertumbuhan dan kesehatan gigi, melapisi struktur gigi dan ketahanannya terhadap proses pambusukan serta pemicu mineralisasi. flournya memberikan efek deterjen dan unsur kimianya mengeraskan lapisan email gigi. Flouride yang banyak digunakan adalah salah satunya sodium monofluoro phosphate (Na2PO3F )..
  
                Gambar 4. Sodium monofluoro phosphate

2.2.                        Diagram Alur Proses Produksi Pasta Gigi
Berikut ini merupakan diagram alir (flowchart) produksi pasta gigi.
    

                  Gambar 5. Diagram Alur Produksi Pasta Gigi

            2.3.            Proses Produksi Pasta Gigi
Proses produksi pasta gigi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian yaitu proses mixing (pencampuran) dan filling (pengisian)
             2.3.1.      Proses Mixing
Proses ini dibedakan menjadi dua yaitu proses mixing 1 dan proses mixing 2. Pada proses mixing 1, foaming dan thickening agent diaduk terlebih dahulu kemudian dihisap ke mixing tank 2. Sodium monofluoro phosphate, alumunium hydroksida trihidrate dimasukkan kedalam hopper kemudian dihisap ke mixing tank 2 untuk dilakukan pengadukan. Pada mixing tank 1 hanya terdapat 1 mixer saja, sedangkan pada mixing tank 2 terdapat 2 mixer yang berfungsi untuk menghancurkan gumpalan yang terjadi pada pasta dan meratakan. Kemudian, pasta dipompa ke tandon.
   

                                 Gambar 6. Proses Mixing

2.3.2.      Proses Filling
Setelah pasta dimasukkan ke tandon, pasta tersebut dipompa dengan pompa trilobe ke dalam mesin pengisian. Didalam mesin pengisian, pasta masuk ke dalam hopper kemudian dihisap oleh piston lalu didorong untuk dimasukkan ke dalam tube. Pada saat piston mendorong pasta, tekanan yang terjadi dengan menggunakan motor sebesar 0,5 hp adalah sebagai berikut :
T = 63000 . 0,5 hp/30 rpm = 1050 lb in = 118,63 N.m
F  =   T/r = 118,63 / 0,063 = 1883,016 N
P     = F/A = 1883,016/(0,25p.0,052) = 959012,109 N/m2








Setelah itu dilakukan pelipatan tube yang disertai pemberian nomor batch. Selanjutnya, pasta turun ke conveyor dan dipacking oleh operator yang berada di sekitar conveyor itu untuk dimasukkan ke dalam kardus.

                                             Gambar 7. Proses Filling


             2.4.            Analisis dan Hasil Percobaan Pengukuran Berat Pasta dan Lipatan Tube
Berikut ini merupakan analisis dan hasil percobaan mengenai pengukuran berat pasta yang sebelumnya telah dilakukan oleh Gan shu san dan Susanto Widjojo.
2.4.1.      Data Hasil Percobaan Gan Shu San dan Susanto Widjojo
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap berat pasta gigi yang dihasilkan dan jumlah lipatan yang sesuai atau tidak cacat dari 50 sampel uji tiap perlakuan. Pengumpulan data untuk berat pasta dilakukan berdasarkan rancangan percobaan 33 sedangkan untuk lipat-an berdasarkan pada rancangan percobaan 32.

Tabel 1. Hasil Percobaan untuk Berat Pasta













                          Tabel 2. Hasil Percobaan untuk Lipatan Tube


  
 2.4.2.      Analisa Untuk Berat
Dengan menggunakan Anova maka di-peroleh hasil bahwa faktor tekanan dan faktor waktu pengadukan mempengaruhi hasil percobaan, sedangkan faktor kecepatan pengadukan tidak mempengaruhi. Untuk menentukan hasil pasta yang optimum maka digunakan persamaan regresi :
Y = 130 + 0,737 A + 2,34 C + 0,181 A2 - 0,138 C2 - 0,374 A C
dimana A adalah besar nilai coding dari faktor tekanan, sedangkan C adalah besar nilai coding dari faktor waktu pengadukan.
Hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa kondisi optimum terjadi pada nilai level 0 untuk tekanan dan 0 untuk waktu pengadukan, sehingga kondisi optimum untuk tekanan adalah 5 cm Hg dan untuk waktu pengadukan adalah 80 menit. Skor mutu rata-rata yang akan dihasilkan pada proses diatas adalah sebesar 130 gr.

            2.4.3.      Analisa Untuk Lipatan
      Penggunaan Anova menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil percobaan adalah faktor tinggi meja dan faktor tinggi tube. Untuk menentukan hasil lipatan yang optimum maka digunakan persamaan regresi:
Y = 38,8 + 3,67 T - 1,22 M - 3,37 T2 - 1,48 M2 - 8,42 T M
dimana T adalah besar nilai coding dari faktor tinggi tube dan M adalah besar nilai coding dari faktor tinggi meja. 6.2. Data Lipatan Kondisi optimum terjadi pada nilai level 1 untuk tinggi tube dan level -1 untuk faktor tinggi meja, sehingga kondisi optimum terjadi pada tinggi tube 189 mm dan tinggi meja 130 mm. Skor mutu rata-rata yang akan dihasilkan pada proses diatas adalah sebesar 47,26 dari 50 sampel yang diuji.

            2.4.4.      Grafik Hasil Percobaan Berat

 


           2.4.5.     




Grafik Hasil Percobaan Lipatan Tube







Referensi :
Anonim. 2011. Pembuatan Pasta Gigi. [Online]. Tersedia: https://chemanee90edu.wordpress.com/2011/04/24/pembuatan-pasta-gigi/. Diakses pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 20.00 WIB.
Bedworth, D.D. and J.E. Bailey. 1987. Integrated Production Control Systems: Management, Analysys, Design. Second Edition. New York: John Wiley and Sons.
Nurhasanah, Nunung. (2005). Perencanaan Pengendalian Produksi Dan Persediaan Industri Pasta PT “Xyz”, Jakarta: Jurnal Teknik Industri. Vol. 6, No. 2:109-133

Shu, G, S., & Susanto Widjojo. 2000. Pengendalian Kualitas Pada Produksi Pasta Gigi. Surabaya: Jurnal Teknik Mesin. Vol. 2, No. 2: 163-169

Tidak ada komentar:

Posting Komentar