1.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan dapat diartikan sebagai kegiatan
memilih dan menentukan tujuan dan kebijakan perusahaan, program, dan prosedur
kerja yang akan dilakukan. Sistem pengendalian adalah suatu kegiatan
pemeriksaan atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan, agar kegiatan
tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang direncanakan.
Perencanaan dan pengendalian produksi mempunyai peranan yang sentral dalam
peningkatan produktifitas karena melalui perencanaan dan pengendalian produksi
yang baik, akan dicapai penghematan dalam biaya bahan, pemanfaatan sumberdaya
baik fasilitas produksi maupun mesin, tenaga kerja atau waktu yang optimal
yaitu tidak boros atau tidak idle.
(Bedworth, 1987)
Tujuannya adalah untuk memanfaatkan secara
efektif sumber daya yang terbatas dalam memproduksi barang atau jasa sehingga
dapat memuaskan permintaan pembeli atau pengguna, dan menghasilkan keuntungan
bagi investor. Kendala dalam
perencanaan dan pengendalian produksi adalah ketersediaan sumber daya, jadwal
atau waktu pengiriman produk dan kebijakan manajemen. Fungsi perencanaan dan
pengendalian produksi adalah agar dapat menentukan prakiraan permintaan atau
penjualan untuk periode yang akan datang, perencanaan produksi, penjadwalan
produksi dan pengendalian persediaan.
2.
Proses Produksi Pasta Gigi
2.1.
Persiapan Bahan
Bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan
pasta adalah sebagai berikut:
1.
Bahan
polishing ( penggosok), merupakan salah satu bahan terpenting untuk
menghilangkan partikel-partikel sisa makanan yang menempel pada gigi. Bahan
yang sering digunakan diantaranya alumunium hydroksida
trihidrate .
2.
Foaming Agent ( pembusa ), berfungsi untuk membantu aksi
bahan polishig dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal pada
gigi dan juga berfungsi mengemulsikan lendir dimulut. Bahan pembusa yang
digunakan SLS ( sodium lauryl sulfonate ) dengan nama dagang texapon, emal dll.
3.
Bahan
moistener ( pelembab ), berfungsi untuk mencegah pengeringan dan pengerasan
pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan diantaranya Gliserin , Propylene
glikol dll.
4.
Bahan
pengikat, berfungsi untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pada pasta gigi.
Bahan yang digunakan diantaranya sodium alginat.
5.
Bahan
pemanis, berfungsi untuk menberikan rasa manis pada pasta gigi. Bahan yang
digunakan diantaranya sakarin.
6.
Bahan
pemberi rasa, berfungsi untuk memberikan aroma dan rasa pada pasta dan
menghindari rasa eneg atau mual. Disamping itu juga untuk menambah kesegaran
pasta gigi. Bahan yang digunakan minyak peppermint.
7.
Bahan
pengawet, berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta
gigi. Bahan ini haruslah tidak bersifat toksik. Bahan pengawet yang digunakan
sodium benzoat.
8.
Bahan
flouride, merupakan salah satu zat yang berfungsi untuk pertumbuhan dan
kesehatan gigi, melapisi struktur gigi dan ketahanannya terhadap proses
pambusukan serta pemicu mineralisasi. flournya memberikan efek deterjen dan
unsur kimianya mengeraskan lapisan email gigi. Flouride yang banyak digunakan
adalah salah satunya sodium monofluoro phosphate (Na2PO3F )..
Gambar 4. Sodium monofluoro phosphate
2.2.
Diagram Alur Proses Produksi Pasta Gigi
Berikut ini merupakan diagram alir (flowchart) produksi pasta gigi.
Gambar 5. Diagram Alur
Produksi Pasta Gigi
2.3.
Proses Produksi Pasta Gigi
Proses produksi pasta gigi pada umumnya dibagi menjadi
dua bagian yaitu proses mixing
(pencampuran) dan filling (pengisian)
2.3.1. Proses
Mixing
Proses ini dibedakan menjadi dua yaitu proses
mixing 1 dan proses mixing 2. Pada proses mixing 1, foaming dan thickening agent diaduk terlebih dahulu kemudian
dihisap ke mixing tank 2. Sodium monofluoro phosphate, alumunium
hydroksida trihidrate dimasukkan kedalam
hopper kemudian dihisap ke mixing tank 2 untuk dilakukan pengadukan. Pada mixing tank 1 hanya terdapat 1 mixer saja, sedangkan pada mixing tank
2 terdapat 2 mixer yang berfungsi
untuk menghancurkan gumpalan yang terjadi pada pasta dan meratakan. Kemudian,
pasta dipompa ke tandon.
Gambar 6. Proses Mixing
2.3.2. Proses
Filling
Setelah pasta dimasukkan
ke tandon, pasta tersebut dipompa dengan pompa trilobe ke dalam mesin pengisian. Didalam mesin pengisian, pasta
masuk ke dalam hopper kemudian
dihisap oleh piston lalu didorong untuk dimasukkan ke dalam tube. Pada saat piston mendorong pasta,
tekanan yang terjadi dengan menggunakan motor sebesar 0,5 hp adalah sebagai
berikut :
T = 63000 . 0,5 hp/30
rpm = 1050 lb in = 118,63 N.m
F = T/r = 118,63 / 0,063 =
1883,016 N
P
= F/A = 1883,016/(0,25p.0,052)
= 959012,109 N/m2
Setelah itu dilakukan pelipatan tube yang disertai pemberian nomor batch. Selanjutnya, pasta turun ke conveyor dan dipacking oleh operator yang berada di sekitar conveyor itu untuk dimasukkan ke dalam kardus.
Gambar
7.
Proses Filling
2.4.
Analisis dan Hasil Percobaan Pengukuran Berat
Pasta dan Lipatan Tube
Berikut
ini merupakan analisis dan hasil percobaan mengenai pengukuran berat pasta yang
sebelumnya telah dilakukan oleh Gan shu san dan Susanto Widjojo.
2.4.1. Data Hasil Percobaan Gan Shu San dan Susanto
Widjojo
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran
terhadap berat pasta gigi yang dihasilkan dan jumlah lipatan yang sesuai atau
tidak cacat dari 50 sampel uji tiap perlakuan. Pengumpulan data untuk berat
pasta dilakukan berdasarkan rancangan percobaan 33 sedangkan untuk
lipat-an berdasarkan pada rancangan percobaan 32.
Tabel
2. Hasil Percobaan untuk Lipatan Tube
2.4.2. Analisa
Untuk Berat
Dengan menggunakan Anova maka di-peroleh
hasil bahwa faktor tekanan dan faktor waktu pengadukan mempengaruhi hasil percobaan,
sedangkan faktor kecepatan pengadukan tidak mempengaruhi. Untuk menentukan
hasil pasta yang optimum maka digunakan persamaan regresi :
Y = 130 + 0,737 A + 2,34 C + 0,181 A2
- 0,138 C2 - 0,374 A C
dimana A adalah besar
nilai coding dari faktor tekanan,
sedangkan C adalah besar nilai coding
dari faktor waktu pengadukan.
Hasil perhitungan dengan
menggunakan persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa kondisi optimum terjadi
pada nilai level 0 untuk tekanan dan
0 untuk waktu pengadukan, sehingga kondisi optimum untuk tekanan adalah 5 cm Hg
dan untuk waktu pengadukan adalah 80 menit. Skor mutu rata-rata yang akan
dihasilkan pada proses diatas adalah sebesar 130 gr.
2.4.3.
Analisa Untuk Lipatan
Penggunaan Anova menunjukkan bahwa faktor
yang mempengaruhi hasil percobaan adalah faktor tinggi meja dan faktor tinggi tube. Untuk menentukan hasil lipatan
yang optimum maka digunakan persamaan regresi:
Y = 38,8 + 3,67 T - 1,22 M - 3,37 T2
- 1,48 M2 - 8,42 T M
dimana T adalah besar nilai coding dari faktor tinggi tube dan M adalah besar nilai coding dari faktor tinggi meja. 6.2.
Data Lipatan Kondisi optimum terjadi pada nilai level 1 untuk tinggi tube
dan level -1 untuk faktor tinggi
meja, sehingga kondisi optimum terjadi pada tinggi tube 189 mm dan tinggi meja 130 mm. Skor mutu rata-rata yang akan
dihasilkan pada proses diatas adalah sebesar 47,26 dari 50 sampel yang diuji.
2.4.4. Grafik
Hasil Percobaan Berat
2.4.5.
Grafik Hasil Percobaan Lipatan Tube
Grafik Hasil Percobaan Lipatan Tube
Referensi :
Anonim. 2011. Pembuatan Pasta Gigi.
[Online]. Tersedia: https://chemanee90edu.wordpress.com/2011/04/24/pembuatan-pasta-gigi/.
Diakses pada tanggal 3 Mei 2015 pukul 20.00 WIB.
Bedworth, D.D. and J.E. Bailey. 1987. Integrated Production Control Systems: Management, Analysys, Design. Second Edition. New York: John Wiley
and Sons.
Nurhasanah, Nunung. (2005). Perencanaan Pengendalian Produksi Dan
Persediaan Industri Pasta PT “Xyz”, Jakarta: Jurnal
Teknik Industri. Vol. 6, No. 2:109-133
Shu, G, S., & Susanto Widjojo. 2000. Pengendalian Kualitas Pada Produksi Pasta Gigi. Surabaya: Jurnal
Teknik Mesin. Vol. 2, No. 2: 163-169
Tidak ada komentar:
Posting Komentar