Minggu, 08 Januari 2017

Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (Angin dan Matahari)

Di tengah dunia yang semakin berkembang baik dari segi teknologi dan gaya hidup, kebutuhan akan Listrik pun bukan lagi menjadi sebuah pilihan melainkan sebuah kewajiban. Terlebih lagi saat ini semua yang serba elektrik akibat modernisasi membuat listrik semakin tak bisa dipisahkan. Industri-industri baik sekala besar hingga kecil sekalipun semua sangat bergantung pada listrik. Tak hanya di dunia industri, begitu pula dengan pendidikan. Masih banyak saudara-saudara kita khususnya yang tinggal di daerah-daerah terpencil, disaat mereka membutuhkan listrik sebagai sumber penerangan mereka untuk belajar, namun tak bisa mereka nikmati.

Yah Indonesia bisa dibilang salah satu negara yang masih memiliki masalah dalam penyediaan listrik. Hal ini bisa dilihat dilihat masih banyaknya desa-desa di Indonesia yang belum dialiri listrik dengan baik. Dari 82.190 desa di Indonesia, 42.352 desa belum dialiri listrik. (Tempo.co, 21 Mei 2016)
Selama ini sumber listrik di Indonesia masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada tahun 2014 tercatat Listrik yang dihasilkan oleh Indonesia adalah sebesar 37.379,53. Dengan PLTU sebagai penghasil tersbesar yaitu mencapai 14.457 Mega Watt (MW). Untuk rinciannya dapat dilihat melalui table dibawah ini.
Tabel Kapasitas Pembangkit Listrik di Indonesia



Sumber : Direktorat Jendral Ketenagalistrikan Kemenstrian ESDM

Mengingat PLTU menggunakan batubara yang merupakan energy yang dapat habis (Non Renewable resources) Pemerintah harus segera mencari alternative untuk mengantisipasi habisnya stock batu bara yang diperkirakan akan habis pada tahun 2033.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk mencari sumber tenaga listrik yang potensial terutama menggunakan sumber energy terbarukan (Renewable Resources). Saat ini sendiri sudah begitu banyak pembangkit listrik dari renewable energy seperti biogas, geothermal, gelombang air laut, dan yang paling sering digunakan yaitu sel surya (solar cell) dan angin.

Dan mungkin banyak yang masih banyak diantara kita yang masih belum tahu bahwa ternyata dua atau lebih sumber energy bisa digabungkan untuk menghasilkan kapasitas listrik yang lebih besar lhoo (Ngomong” ane juga baru tahu lho guyss, hehe). Nah setelah basa-basi yang cukup panjang di atas sekarang ane bakal sedikit berbagi pengetahuan nih guys tentang PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid)  itu sendiri. Tapi untuk kali ini ane mau bahas tentang PLTH yang sumbernya dari ANGIN dan MATAHARI yaa. 

Nahh gimana ya jadinya klo dua sumber penghasil potensial PLTB dan PLTS digabungin jadi satu?? Let's check it out... 



Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

Seperti yang ane bilang di sebelumnya PLTH merupakan gabung atau integrasi dari dua atau lebih sumber energy yang berbeda. PLTH pada dasarnya bertuuan untuk menutupi kekurangan setiap sumber energy agar bisa dihasilkan listrik yang lebih efektif dan efisien.
Sistem PLTH sendiri bisa dikatakan sangat efektif dipasang pada daerah-daerah yang sukar di jangkau oleh PLN dan PLTD, terutama daerah-daerah pegunungan, pantai, dll. Hal ini dikarenakan untu daerah seperti pegunung dan pantai memiliki intensitas sumber energy (surya dan angin) yang sangat baik.

Pada PLTH, sumber energy surya dan angin dikombinasikan dengan Diesel-Generator set untuk menciptakan pembangkit listrik yang lebih efektif dan efisien untuk menunjang aktifitas masyarakat sekitar seperti TV, pompa air, bahkan industri-industri kecil  yang dijalankan oleh masyarakat.

Cara Kerja PLTH
Saat angin bertiup, kincir-kincir turbin otomatis akan bergerak dan menyebabkan dinamo berputar yang kemudian menghasilkan arus listrik. Listrik ini kemudian disupply ke baterai untuk disimpan. Pada saat yang  sama, ketika matahari bersinar panel sel surya akan menangkap sinar untuk diubah juga menjadi listrik. Panel ini berisi sel photovoltaic yang terbuat dari dua lapis  silicon. Ketika terkena sinar matahari, dua lapisan silicon akan menghasilkan ion positif dan negative, dan listrikpun akan tercipta. Listrik yang dihasilkan dari panel surya masih dalam bentuk aru searah (DC). Sedangkan untuk alat-alat rumah seperti TV, kulkas, dll yang notabene menggunakan arus AC maka dibutuhkan inverter untuk mengubah arus tersebut. dari panel surya dan kincir angin itu masih berupa arus searah (direct current, DC).
Pada kondisi beban rendah, maka beban disuplai 100% dari baterai dan Photovoltaic module (Modul surya), selama kondisi baterai masih penuh sehingga diesel tidak perlu beroperasi.
Untuk beban diatas 75% beban inverter (tergantung setting parameter) atau kondisi baterai sudah kosong sampai level yang disyaratkan, diesel mulai beroperasi untuk mensuplai beban dan sebagian mengisi baterai sampai beban diesel mencapai 70- 80% kapasitasnya (tergantung setting parameter). Pada kondisi ini Hybrid Controller bekerja sebagai charger (merubah tegangan AC dari generator menjadi tegangan DC) untuk mengisi baterai.
Pada kondisi beban puncak baik diesel maupun    inverter    akan    beroperasi  dua- duanya untuk menuju paralel sistem apabila kapasitas terpasang diesel tidak mampu sampai beban puncak. Jika kapasitas genset cukup untuk mensuplai beban puncak,  maka inverter tidak akan beroperasi paralel dengan genset.



Gambar Sistem PLTH
PLTH ini pun sudah di diterpkan di Indonesia, salah satunya di daerah Pantai Baru, Ngetak, Bantul. 70% listrik yang dihasilkan di daerah tersebut berasal dari PLTH. Adapun jumlah keseluruhan listrik yang dihasilkan yaitu 87 Kilo Watt. Sedangkan energi yang tersimpan yaitu 4045 Ah. Adapaun energi yang digunakan ketika siang dan malam sebanyak 24 Kilo Watt. Listrik ini dihasilkan dari 33 buah turbin angin dengan berbagai kapasitas mulai dari 2,5 Kw hingga 10 Kw, 21 turbin angin 1 Kw/240 V yang dibangun dalam satu kawasan. Sedangkan untuk panel surya terdapat 175 panel surya yang beroperasi. (Mongabay.co.id, 6 Desember 2013)
Listrik yang dihasilkan digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari penerangan jalan, keperluan warung-warung di pinggir pantai, pompai air, pembuatan 1000 balok es perhari untuk pengawetan ikan, dan memompa air sumur renteng untuk kebutuhan petani di pesisir pantai.  (Mongabay.co.id, 6 Desember 2013)

Referensi:

Phanias, Ethelbert Davidson. 2014. Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya Dan Angin. Palangkaraya : Universitas Palangkaraya


Banartama, Zulfakar Athur dan Joko Windarto. Tanpa Tahun. Sistem Tenaga Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Yang Dibuat  Di Kedubes Austrian. Semarang : Universitas Diponegoro

Dirjen Ketenagalistrikan. 2015. Statistik Ketenagalistikan No.28. Jakarta : Kementrian ESDM


Apriando, Tommy. 2013.  Kisah Sukses Desa Wisata Berbasis Energi Terbarukan di Pesisir Yogyakarta. http://www.mongabay.co.id/2013/12/06/kisah-sukses-desa-wisata-berbasis-energi-terbarukan-di-pesisir-yogyakarta/. News (online). Diakses pada tanggal 8 Januari 2016 pukul 20.00 WIB


Apriando, Tommy. 2014. Pembangkit Listrik Hibrid Bantul, Solusi Kedaulatan Energi Berkelanjutan. http://www.mongabay.co.id/2014/05/07/pembangkit-listrik-hibrid-bantul-solusi-kedaulatan-energi-berkelanjutan/. News (Online). Diakses pada tanggal 8 Januari 2016 pukul 20.10 WIB


Anonim. 2016. Separuh Desa di Indonesia Belum Teraliri Listrik. https://m.tempo.co/read/news/2016/05/21/090772892/separuh-desa-di-indonesia-belum-teraliri-listrik. News (Online). Diakses pada tanggal 8 Januari 2016 pukul 20.15

 

 

 

 



 




1 komentar: