Di tengah dunia yang semakin berkembang baik dari segi
teknologi dan gaya hidup, kebutuhan akan Listrik pun bukan lagi menjadi sebuah
pilihan melainkan sebuah kewajiban. Terlebih lagi saat ini semua yang serba
elektrik akibat modernisasi membuat listrik semakin tak bisa dipisahkan.
Industri-industri baik sekala besar hingga kecil sekalipun semua sangat bergantung
pada listrik. Tak hanya di dunia industri, begitu pula dengan pendidikan. Masih
banyak saudara-saudara kita khususnya yang tinggal di daerah-daerah terpencil,
disaat mereka membutuhkan listrik sebagai sumber penerangan mereka untuk
belajar, namun tak bisa mereka nikmati.
Yah Indonesia bisa dibilang salah satu negara yang
masih memiliki masalah dalam penyediaan listrik. Hal ini bisa dilihat dilihat
masih banyaknya desa-desa di Indonesia yang belum dialiri listrik dengan baik. Dari 82.190 desa di Indonesia, 42.352
desa belum dialiri listrik. (Tempo.co, 21 Mei 2016)
Selama ini sumber listrik di Indonesia masih
didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada tahun 2014 tercatat
Listrik yang dihasilkan oleh Indonesia adalah sebesar 37.379,53. Dengan PLTU
sebagai penghasil tersbesar yaitu mencapai 14.457 Mega Watt (MW). Untuk
rinciannya dapat dilihat melalui table dibawah ini.
Tabel
Kapasitas Pembangkit Listrik di Indonesia
Sumber : Direktorat Jendral
Ketenagalistrikan Kemenstrian ESDM
Mengingat PLTU menggunakan batubara yang merupakan energy
yang dapat habis (Non Renewable resources) Pemerintah harus segera mencari alternative
untuk mengantisipasi habisnya stock batu bara yang diperkirakan akan habis pada
tahun 2033.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk mencari sumber
tenaga listrik yang potensial terutama menggunakan sumber energy terbarukan
(Renewable Resources). Saat ini sendiri sudah begitu banyak pembangkit listrik
dari renewable energy seperti biogas, geothermal, gelombang air laut, dan yang
paling sering digunakan yaitu sel surya (solar cell) dan angin.
Dan mungkin banyak yang masih banyak diantara kita
yang masih belum tahu bahwa ternyata dua atau lebih sumber energy bisa
digabungkan untuk menghasilkan kapasitas listrik yang lebih besar lhoo (Ngomong” ane juga baru tahu lho guyss, hehe). Nah setelah basa-basi yang cukup panjang di atas
sekarang ane bakal sedikit berbagi pengetahuan nih guys tentang PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid) itu sendiri. Tapi untuk kali ini ane mau bahas tentang PLTH yang sumbernya dari ANGIN dan MATAHARI yaa.
Nahh gimana ya jadinya klo dua sumber penghasil potensial PLTB dan PLTS digabungin jadi satu?? Let's check it out...
Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid
Seperti yang ane bilang di sebelumnya PLTH merupakan
gabung atau integrasi dari dua atau lebih sumber energy yang berbeda. PLTH pada
dasarnya bertuuan untuk menutupi kekurangan setiap sumber energy agar bisa
dihasilkan listrik yang lebih efektif dan efisien.
Sistem PLTH sendiri bisa dikatakan sangat efektif
dipasang pada daerah-daerah yang sukar di jangkau oleh PLN dan PLTD, terutama
daerah-daerah pegunungan, pantai, dll. Hal ini dikarenakan untu daerah seperti
pegunung dan pantai memiliki intensitas sumber energy (surya dan angin) yang
sangat baik.
Pada PLTH, sumber energy surya dan angin dikombinasikan
dengan Diesel-Generator set untuk menciptakan pembangkit listrik yang lebih
efektif dan efisien untuk menunjang aktifitas masyarakat sekitar seperti TV,
pompa air, bahkan industri-industri kecil yang dijalankan oleh masyarakat.
Cara
Kerja PLTH
Saat angin bertiup,
kincir-kincir turbin otomatis akan bergerak dan menyebabkan dinamo berputar
yang kemudian menghasilkan arus listrik. Listrik ini kemudian disupply ke
baterai untuk disimpan. Pada saat yang
sama, ketika matahari bersinar panel sel surya akan menangkap sinar
untuk diubah juga menjadi listrik. Panel ini berisi sel photovoltaic yang
terbuat dari dua lapis silicon. Ketika
terkena sinar matahari, dua lapisan silicon akan menghasilkan ion positif dan
negative, dan listrikpun akan tercipta. Listrik yang dihasilkan dari panel
surya masih dalam bentuk aru searah (DC). Sedangkan untuk alat-alat rumah
seperti TV, kulkas, dll yang notabene menggunakan arus AC maka dibutuhkan
inverter untuk mengubah arus tersebut. dari panel surya dan kincir angin itu
masih berupa arus searah (direct current, DC).
Pada kondisi beban
rendah, maka beban disuplai 100% dari baterai dan Photovoltaic module (Modul
surya), selama kondisi baterai masih penuh sehingga diesel tidak perlu beroperasi.
Untuk beban diatas
75% beban inverter (tergantung setting parameter) atau kondisi baterai sudah
kosong sampai level yang disyaratkan, diesel mulai beroperasi untuk mensuplai
beban dan sebagian mengisi baterai sampai beban diesel mencapai 70- 80%
kapasitasnya (tergantung setting parameter). Pada kondisi ini Hybrid Controller
bekerja sebagai charger (merubah tegangan AC dari generator menjadi tegangan
DC) untuk mengisi baterai.
Pada kondisi beban
puncak baik diesel maupun
inverter akan beroperasi dua- duanya untuk menuju
paralel sistem apabila kapasitas terpasang diesel tidak mampu sampai beban
puncak. Jika kapasitas genset cukup untuk mensuplai beban puncak, maka inverter tidak akan beroperasi paralel
dengan genset.
Gambar Sistem PLTH
PLTH ini pun sudah di diterpkan di Indonesia,
salah satunya di daerah Pantai Baru, Ngetak, Bantul. 70% listrik yang
dihasilkan di daerah tersebut berasal dari PLTH. Adapun jumlah keseluruhan listrik yang dihasilkan yaitu 87
Kilo Watt. Sedangkan energi yang tersimpan yaitu 4045 Ah. Adapaun energi yang
digunakan ketika siang dan malam sebanyak 24 Kilo Watt. Listrik ini
dihasilkan dari 33 buah turbin angin dengan berbagai kapasitas mulai dari 2,5
Kw hingga 10 Kw, 21 turbin angin 1 Kw/240 V yang dibangun dalam satu kawasan.
Sedangkan untuk panel surya terdapat 175 panel surya yang beroperasi. (Mongabay.co.id,
6 Desember 2013)
Listrik
yang dihasilkan digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari penerangan
jalan, keperluan warung-warung di pinggir pantai, pompai air, pembuatan 1000
balok es perhari untuk pengawetan ikan, dan memompa air sumur renteng untuk
kebutuhan petani di pesisir pantai. (Mongabay.co.id, 6 Desember 2013)
Referensi:
Phanias,
Ethelbert Davidson. 2014. Pemanfaatan Teknologi Hybrid Berbasis Energi Surya Dan Angin. Palangkaraya : Universitas Palangkaraya
Banartama, Zulfakar
Athur dan Joko Windarto. Tanpa Tahun. Sistem
Tenaga Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Yang Dibuat
Di Kedubes Austrian.
Semarang : Universitas Diponegoro
Dirjen
Ketenagalistrikan. 2015. Statistik
Ketenagalistikan No.28. Jakarta : Kementrian ESDM
Bagaiamana cara ada mengkonversi energi tersebut?
BalasHapus