1. 1. Latar Belakang
Dalam dunia industri dapat menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik namun dengan waktu yang singkat. Hal tersebut tentu
dipengaruhi oleh berbaga faktor, tak hanya kualitas sumber daya manusia yang
handal namun faktor lain seperti kualitas mesin yang digunakan juga menjadi
salah hal penting yang perlu diperhatikan.
Oleh karena dibutuhkan alat atau mesin yang handal guna mendukung suatu
proses produksi. Untuk menjaga kehandalan mesin maka dibutuhkan suatu kegiatan
rutin yang teratur dan terencana yang disebut sebagai perawatan dan perbaikan
mesin.
2. Definisi
dan Tujuan Perawatan Mesin
2.1. Definisi
Perawatan Mesin
Perawatan
merupakan suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima
(Daryus, 2007).
Menurut B.S.
Dhillon (2002) istilah dan definisi perawatan atau yang dikenal dengan
maintenance dibagi menjadi beberapa point sebagai berikut:
1. Maintenance
: Semua tindakan tepat untuk mempertahankan suatu barang / peralatan atau mengembalikannya
pada kondisi tertentu.
2. Maintenance
Engineering : Aktivitas pemeliharaan peralatan / benda yang menghasilkan
konsep, kriteria, dan persyaratan teknis dalam fase konsepsional dan akuisisi
yang digunakan dan dipelahara selama alat beroperasi secara terus-menerus untuk
memastikan pemeliharaan dapat meningkatkan kualitas peralatan secara efektif.
Ngadiono (2010: 1) menyatakan bahwa secara umum istilah perawatan memiliki arti sebagai
berikut: menjaga (Keep), Mempertahankan (Preserve), dan
melindungi (Protect).
1. Pekerjaan rutin berkelanjutan yang dilakukan untuk
menjaga fasilitas perencanaan, bangunan, struktur, fasilitas tanah, sistem
utilitas, atau properti riil lainnya) dalam kondisi sedemikian rupa sehingga
dapat terus digunakan, dengan kapasitas asli rancangan dan untuk efisiensi perusahaan sesuai tujuan yang dimaksudkan.
2. Berbagai
kegiatan, seperti: tes, pengukuran, penggantian, penyesuaian
dan perbaikan
yang bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi komponen/unit dalam atau ke sistem tertentu di mana unit dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan perusahaan
yang bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi komponen/unit dalam atau ke sistem tertentu di mana unit dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan perusahaan
3. Semua tindakan
yang diambil untuk melindungi aset perusahaan dari
berbagai
gangguan agar sistem dapat senantiasa bekerja optimal. Kegiatannya mencakup inspeksi, pengujian, pelayanan, klasifikasi untuk servis, perbaikan reklamasi, membangun kembali, dan semua tindakan pasokan dan perbaikan yang diambil untuk menjaga kekuatan dalam kondisi untuk melaksanakan misinya.
gangguan agar sistem dapat senantiasa bekerja optimal. Kegiatannya mencakup inspeksi, pengujian, pelayanan, klasifikasi untuk servis, perbaikan reklamasi, membangun kembali, dan semua tindakan pasokan dan perbaikan yang diambil untuk menjaga kekuatan dalam kondisi untuk melaksanakan misinya.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
perawatan mesin merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga, mempertahankan, dan melindungi suatu mesin agar dapat meningkatkan
kinerja mesin secara efektif.
2.2.
Tujuan Perawatan Mesin
Ngadiyono (2010: 3) menyatakan
bahwa Setiap jenis kegiatan pemeliharaan pasti mempunyai tujuan. Secara umum
tujuan dilakukannya pemeliharaan adalah menjaga kondisi dan
atau untuk memperbaiki
mesin agar dapat berfungsi sesuai tujuan usaha. Kondisi
yang diterima adalah sesuai mesin yang mampu
menghasilkan produk sesuai standar, yaitu memenuhi toleransi bentuk, ukuran dan
fungsi. Namun demikian secara umum tujuan utama pemeliharaan adalah:
a. Menjamin ketersedian
optimum peralatan yang tepat guna memenuhi rencana kegiatan produksi dan proses produksi dapat memperoleh laba investasi secara
maksimal.
b. Memperpanjang umur
produktif suatu mesin pada tempat kerja, bangunan dan seluruh isinya.
c. Menjamin ketersediaan
seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi darurat.
d. Menjamin keselamatan semua
orang yang berda dan menggunakan mesin tersebut.
3. Perawatan Mesin Produksi
3.1. Program Perawatan Perawatan Mesin Produksi
Dalam
istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
“perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas
untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan
sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan (Ardian).
Secara
umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi
dua cara:
1.
Perawatan
yang direncanakan (Planned Maintenance).
2.
Perawatan
yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).
Secara
skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2. Bagan Jenis Perawatan
Dalam pelaksanaan
perawatan atau pemeliharaan mesin produksi terdapat kegiatan-kegiatan yang dilakukan
secara rutin baik setiap hari, minggu, maupun bulan. Berikut ini merupakan
contoh program maintenance pada mesin
bubut.
A.
Program Harian
1.
Membersihkan chip dan bed
menggunakan kuas dan vacuum cleaner.
2.
Membersihkan chip dari turret, housing, komponen yang berputar dan batang ulir
pembawa.
3.
Mengecek perangkat
keselamata kerja telah terpasang dengan baik.
4.
Memastikan level oli
(pelumas) sesuai dengan standar yang ditentukan.
B.
Program Mingguan
1.
Mengecek perangkat
otomatis bekerja sesuai standar kinerja mesin.
2.
Memeriksa level pelumas
pada kaca kontrol dan kebocoran pada pelumas.
3.
Memeriksa tekanan oli dari
pompa hidrolik jika menggunakan pompa hidrolik.
4.
Membersihkan chip dari
penampung coolant
C.
Program Bulanan
1. Memastikan secara
keseluruhan komponen yang bergerak dan bergesekan berjalan
dengan baik, diberikan pelumas jika perlu.
dengan baik, diberikan pelumas jika perlu.
2. Mengganti cairan coolant
dan membersihkan endapan dari dalam tank.
3. Memeriksa level oli
pelumas pada gearbox. Jika level
pelumas tidak sesuai standart maka tambahkan oli pelumas atau ganti seluruhnya.
Kelancaran pelaksanaan
kegiatan perawatan atau maintenance tentunya tak terlepas dari perencanaan dan
organisasi yang berperan didalamnya. Dalam system perawatan atau maintenance bagian
yang memliki tanggung jawab penting adalah bagian perawatan.
Departemen
perawatan pada umumnya berada di bawah pengawasan manajer pabrik, yang
bertanggung jawab pula untuk program produksi. Setiap pengawas pada departemen
perawatan harus bertanggung jawab terhadap aktifitas perawatan, inspeksi,
perbaikan, overhaul dll. Pengawas adalah orang-orang yang berpengalaman dan
mampu menentukan kapan waktu untuk inspeksi, overhaul dan sebagainya. Untuk mencapai keberhasilan
program perawatan, banyak faktor penunjang yang perlu diadakan pada departemen
perawatan. Dalam kaitan ini, keberadaan engineering sangat diperlukan
untuk menyiapkan dan memberikan sistem pelayanan pada fungsi perawatan (Daryus,
2007).
4. Departemen Organisasi
Perawatan Mesin Produksi
Organisasi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting yang
bertujuan agar semua system dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan
tidak saling overlap (tumpang tindih) antara satu bagian dengan yang lain
karena sudah memiliki ruang lingkup sendiri.
Departemen Perawatan merupakan bagian sentral dalam kegiatan maintenance di
suatu perusahaan karena departemen perawatan langsung berada dibawah menajer
pabrik, dan juga bertanggung jawab untuk program produksi.
Dalam pembentukan departemen perawatan keselarasan antara faktor-faktor
keterampilan, geografis, dan situasi pekerja merupakan hal yang penting.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:
1. Jenis Pekerjaan
2. Kesinambungan Pekerjaan
3. Situasi geografis
4. Ukuran Pabrik
5. Ruang lingkup bidang
perawatan pabrik.
6. Keahlian tenaga kerja
4.1. Jenis Pekerja
Pada
umumnya, tugas departemen perawatan dibagi dalam empat kelompok:
a.
Perawatan
dan perbaikan fasilitas pabrik.
1.
Perawatan
pabrik berikut peralatan dan gedungnya.
2.
Pembangunan
kembali atau pembaruan pabrik serta perlengkapannya yang sudah tua.
b.
Pemasangan
dan penggantian fasilitas pabrik.
1.
Instalasi
peralatan pada pabrik yang baru.
2.
Instalasi
pembangkit tenaga: listrik, air, uap, gas, udara dan tenaga lainnya.
3.
Instalasi
pada pelayanan khusus: ruang hampa, gas industri, instalasi pipa untuk
pekerjaan kimia, sistem pembersihan air, sistem udara tekan, tanda bahaya
kebakaran dan lain-lain.
4.
Perubahan
atau modifikasi pabrik, peralatan dan gedung.
c.
Pengawasan
pengoperasian fungsi pembangkit tenaga dan pelayanan khusus.
1.
Ruang
operasi ketel, saluran uap danpembangkit tenaga.
2.
Pembangkit
udara tekan dan distribusinya, sistem ventilasi dan pemanas.
d.
Beberapa
tugas yang diserahkan kepada departemen perawatan.
1.
Pengelolaan
suku cadang.
2.
Perawatan
bangunan fisik pabrik: jalan-jalan, lantai, atap, pintu, jendela dan lain-lain.
3.
Sistem
pembuangan limbah.
4.
Penyelamatan
dan pemanfaatan bahan bekas atau sisa.
5.
Pelayanan
pemadam kebakaran.
6.
Keamanan
pabrik.
4.2. Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen.
Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan
membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya
tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.
4.3.
Struktur
Departemen Organisasi
Berikut ini merupakan contoh struktur organisasi
departemen perawatan dalam dunia industri
Referensi
Daryus,
Asyari. 2007. Manajemen Pemeliharaan
Mesin. Universitas Darma Persada. Jakarta.
Dhillon,
B.S. 2002. Engineering Maintenance A
Modern Approach. CRC Press LCC. Florida.
Ngadiyono,
Yatin. 2010. Pemeliharaan Mekanik
Industri. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Mobley
R.K., L.R. Higgins, and D.J. Wikoff. 2008. Maintenance
Engineering Handbook, seventh edition. McGraw-Hill Book Company. New York